Bismillaah…
Tanggal
18 Maret 2014 lalu Sekjend ILP2MI (Sekretaris Jendearal Ikatan
Lembaga Penalaran dan Penelitian Mahasiswa Indonesia) yakni PPIPM UNP mempublikasikan kegiatan Pengmas Realita IV (Pengabdian masyarakat Relisasi
Penelitian yang ke-4). Saat itu saya masih bersemangat karena sepertinya
saya bisa ikut, karena ada uang fee dari jadi asisten praktikum. Namun qodarullaah,
suatu hari ketika saya pulang, modem
saya hilang, jadi saya membeli modem dari uang fee itu, kandas sudah impian saya untuk
mengikuti Pengmas Realita IV.
Namun
ternyata teman-teman R’nB khususnya dari PR(Public
Relations) tidak bisa mengikuti karena beberapa kendala (ujian, ada
kegiatan, atau yang lainnya) kecuali sang manajer Aulia Gifari Resdika (Teknik Arsitektur 2012). H-beberapa hari
bingung mau ikut atau tidak. Mencoba izin ke orang tua, namun orang tua tidak merestui, karena kakak
saya akan dioperasi. Saya teringat laptop
butut saya, saya mencoba ke tempat service laptop di Tembalang. Sang bapak
berkata bahwa mother boardnya sudah rusak, kalau mau diperbaiki ya sekita 1,8-2
juta dan kalau mau dijual harganya mungkin hanya 500an ribu, karena merknya juga tidak branded. Saya memutuskan
untuk dijual dan keesokan harinya uang bisa diambil. Hari ke-2 paska
pemeriksaan komponen laptop, saya mengunjungi tempat service itu dan
qodarullaah hanya berharga 250an ribu,
karena ternyata harddisknya bad sector. Setelah itu bingung, mau ikut atau
tidak, tidak ada perbekalan yang
memadai, tapi tak tega membiarkan adik tingkat pergi sendiri serta adik saya
yang lain memotivasi, kalau untuk pengabdian dan siap dengan konsekuensinya ya
berangkat aja mbak, begitu kurang lebih katanya. Akhirnya Allaah membantu
dengan ada yang meminjami. H-1 malam
hari ada satu teman saya yang susah
dihubungi, padahal waktu untuk meminjam uang tinggal malam itu x_x Namun
alhamdulillaah dia masih bisa dikontak
pada akhirnya dan kami mengambil uang di ATM. :”) H-1 itupun saya menyelesaikan tugas Kewirausahaan untuk
membuat ide bisnis dan qodarullaah tidak sempat mengerjakan kuis beasiswa. Malam
itu saya tidak tidur.
Pagi
hari Sabtu tanggal 3 Mei 2014 jam 7 kurang saya dijemput Aul
di kos untuk berangkat ke Tawang. Jam 8an
kami dari Tawang dengan kereta Fajar Utama Semarang. Di perjalanan kegundahan
menyapa saya, karena terakhir SMS ibu namun katanya ibu mau fokus ke kakak saya dulu dan hanya menanyakan hal singkat,
setelah itu saya SMS bahwa saya sudah dalam perjalanan ke Banten(tepatnya ke
Jakarta dulu), namun tidak ada balasan
dari ibu padahal sudah beberapa kali saya SMS. Oya, di kereta itu kami(saya
dan Aul) bertemu dengan mahasiswa Tri
sakti yang selesai PKL di Semarang.
Jam
3an kami sampai di Pasar Senen. Kami
keluar dari stasiun untuk mencari taksi dan tak lama kemudian kami mendapatkannya,
jadilah saya dahulu yang berangkat. Namun qodarullaah, karna kepolosan saya dan kelihaian bapaknya kena
tipulah saya. Interface bapaknya tidak begitu kentara bahwa beliau
bertindak curang. Jarak yang harusnya bisa ditempuh dalam waktu singkat menjadi
lama karena masuk tol dan saya diajak muter-muter. Sebenarnya saya sudah ada feeling dan kemudian saya SMS om serta
tante saya. Sampai di depan RS. Harapan
Kita saya turun dan benarlah bahwa saya ditipu. Pelajaran yang saya petik
dari sini ialah dokumentasikan identitas
supir taksi agar jika terjadi kecurangan kita bisa complain. Dan inilah
pertama kali saya mengalami kerasnya
Jakarta. #JakartaKeras
Setelah
sampai di rumah tante, saya makan, ngobrol, kemudian tidur. Saya tidak jadi ke rumah mbak Selvi R’nB
karena saat itu beliau pun pulang malam, padahal Cuma deket. Pada pagi harinya tanggal 4 Mei 2014 saya mencari tiket beserta keluarga
om ke Tanah Abang, didapatlah tiket
Computer Line ke Serpong, hanya Rp 2.500,00 x 4 orang. Setelah itu tante
saya tidak melewatkan mengajak saya ke Pasar Tanah Abang, jadinya saya malah shopping. #gubrak. Saya terpikir mampir
ke mas Brian (yang mengadakan training IT), namun saya hanya bisa ke kantornya
yakni di Wisma Barito Pasific dan itupun
sedang libur #gubrak. Setelah itu kami (saya dan tante) ke rumah emaknya tante dan beli makan siang.
Siang harinya setelah makan saya tidur. Setelah itu bangun, mandi, dan ke Tanah
Abang. Desak-desakan subhanallaah. Setengah
jam di dalam kereta hingga sampailah kami(saya, om, tante, dan anak
laki-laki om) di Serpong. Di sana saya menunggu
Aul, kami ke Untirta (Universitas Sultang Ageng Tirtayasa) dengan memakai mobil Aul. Pas sekali, kami sampai di
sana saat makan malam, hhe. Sesampai
di sana saya menemukan beberapa sosok yang tidak asing, diantaranya ialah Apriadi Haryanto(Alumni pengmas tahun
lalu) dan Okthina(SIM UNS). Setelah makan
kami sholat dan ada perkenalan. Ternyata mereka kocak-kocak, hhe. Setelah perkenalan kami ke penginapan masing-masing
dan saya menginap di kos di Asti Nur
Utami. Setelah itu saya beberes, searching, membuat resume cerita, dan
kemudian tidur.
#1 Pengmas
Realita IV ILP2MI : Pra Acara, Diuji Bertubi-Tubi:
1. Fee ngasisteni buat beli modem --> kandas ikut Pengmas
2. Perizinan ke ortu sulit
3. Harga laptop butut tak seberapa
4. #jakartaKeras: tertipu
Qodarullaah wa maa syaa fa'ala
1. Fee ngasisteni buat beli modem --> kandas ikut Pengmas
2. Perizinan ke ortu sulit
3. Harga laptop butut tak seberapa
4. #jakartaKeras: tertipu
Qodarullaah wa maa syaa fa'ala
Itulah beberapa kesulitan yang saya hadapi. Pada intinya terjanglah atau hadapi tantangan itu. Karna kenikmatannya ialah ketika kita bisa meraih apa yang kita inginkan dengan bumbu-bumbu tantangan itu.
0 komentar:
Post a Comment
Assalaamu'alaykum.. Teman-teman yang mengenal saya atau pun tidak, silakan memberikan komentar teman-teman mengenai blog ini. Demi perbaikan saya, ok? :)
Syukron wa jazakumullahu khoiron