Showing posts with label MY EXPERIENCES. Show all posts
Showing posts with label MY EXPERIENCES. Show all posts

Nongki Syantik Togamas Kotabaru, Menghambur di FKY, Menyatu dengan Alam di atas pinggir Kalicode


[05 Agustus 2017]

 

Hidup itu pilihan, bukan... Pilihan untuk menikmatinya dengan cara-cara kita sendiri. Hidup ini ada di tangan kita sendiri. Tak perlu terlalu peduli menyoal omongan orang tentang kita, karna kita yang paling tau akan diri kita sendiri. 


Dan kali ini jelajah sebagian bentang dan sebagian ruang di Jogja. Di atas Kalicode kita merebahkan tubuh lelah kita setelah seharian bergumul dengan aktivitas. Cahbocah nyepur dari Purwosari, Solo. Menanti Prameks sekitar 5 jam di Purwosari, yang diisi dengan kegiatan delikan (hide & seek) katanya. Dan aku, aku motoran dari Wonogiri dengan Revo merahku, menembus angin, debu, dan sebentang ruang di jalanan. Ah..... Nikmat nian, lama tak motoran ke Jogja. 

Baru beberapa hari aku tidak membersamai SABS, aku lupa kultur fleksibilitas dan kultur ketidakpastian alam. Ketika mendapat kabar rencana berangkat lepas sholat Jumat, aku dari Wonogiri cus lepas Jumatan. Dan.....setelah ku buka HP & WA. Taraaaaaaaa....... Mereka berangkat dari Purwosari jam 18.00. Wkwkwk Oh Tuhan. Beruntung nya, alhamdulillah, aku punya kawan-kawan kegiatan di Jogja, Ula (kawan kegiatan di kampus undip) dan dek Nurul (kawan yang mengadakan penelitian di SABS). 

Janjian lah kami di sekitar Kalicode. Karena aku tak begitu tau daerah sana dan karena pemberhentian kereta cahbocah di lempuyangan, aku memilih ke arah Lempuyangan. Dan ternyata aku melewati kawasan yang cukup familiar! Di Togamas Kotabaru. Singgah lah aku di sana, untuk mengisi baterai hape dan nongki-nongki syantik. Ku kabari pula Ula dan dek Nurul bahwa aku di sana. 

Beberapa belasan-puluh menit berlalu, nampak lah dek Nurul. Kami ngobrol. Tak lama kemudian, Ula tiba. Obrolan masih seputar aktivitas masing-masing dan mengenai hal-hal life crisis menjelang 1/4 abad haha. Jam 5, Ula pamit, karena ada acara. 

Dek Nurul berinisiatif mengajak ku berkeliling kota dan ke FKY (Festival Kesenian Yogyakarta). Aku mah hayuk aja, daripada ngelangut geje. Hehe. 

Dan voilaaa......Menarik nian tempat itu. Segala-gala kesenian Jogja tumpe-tumpe di sebentang ruang itu. Dari seni hand made sampai seni yang dibuat dengan bantuan alat-alat/ mekanis. Dari beberapa stand yang ku lalui, aku paling suka stand pembuatan miniatur dari plastik. Mas nya sih nyebutnya 3D printing. Buat nyetak bentuk 3 dimensi dengan bantuan alat/ mekanis gitu. Dan satu lagi ialah stand gelas gembreng yang dilukis. Ini sih subjektif karena aku lagi pengen cari gelas buat wedangan personal aja hha. 

Namun sayangnya, waktu bergulir serasa cepat sekaliiii. Yang mengharusnya kami cau dari tempat itu. Baiklah. Kami cabut. Dan menuju Togamas Kotabaru. Dek Nurul kupersilakan melanjutkan tugas negara nya, karena sudah cukup malam. Aku celingak-celinguk. Ga tau/ hapal rute jogja. Mencari arah maps kiriman mas han. Haha. Yang ternyata maps nya diulang beberapa kali baru akurat. Itu pun aku muter-muter di kawasan itu, kaga ketemu2 merek. Ngenes! Then, angkat tangan lah aku. Ku katakan pada mereka yang sebenarnya. Dan mas Han baru keluar dari persembunyian kemah di atas pinggir sungai Kalicode. Motor hanya bisa ditaruh di bawah jembatan. Kami masuk di gang luar rumah-rumah nan sempit. Dan bertemulah dengan mereka. Pasukan #05Soto atau #5OTO. 🙂

Terimakasih untuk dek Nurul dan squad outing #5OTO untuk jepretannya.

Readmore >>

Kiat Hidup Lebih Tenang; Sadar Utuh, Hadir Penuh



Akhir-akhir ini, kita mudah dibuat tidak tenang saja oleh keadaan. Terutama karena support akan hadirnya covid-19. Namun, kontrok mutlak atas diri kita ya kita sendiri, kita masih bisa mengendalikan apa yang bisa kita kendalikan dalam hidup kita. Apa sajakah itu? Yakni, perasaan, pemkiran, tindakan, dan penyikappan kita terhadap kehidupan sendiri.


Tidak bisa dipungkiri, kehadiran virus super kecil ini turut memicu stessor di sekeliling kita. Dengan anjuran #dirumahaja, untuk para pemula bukanlah hal yang mudah berdamai dengan keadaan ini, rasa bosan dan jengah pasti melanda. Belum lagi pemberitaan media, yang nampaknya semakin menge-downkan motivasi hari-hari kita. Pun, perihal keadaan ekonomi, bila pendapatan hariannya tergolong tidak menentu (bagi para wirausaha misalnya). Hal-hal demikian bisa memacu stress, terlebih bila kita tidak memiliki dan atau tidak menerapkan manajemen pengelolaan emosi ataupun manajemen stress.


Di media social, semisal instagram, semakin marak pula penggalakkan perihal mental health awareness, atau yang lebih dikenal seni menjaga kewarasan atau tema-tema bernada semisal. Nah, bagaimana pengelolaan emosi secara umum, atau khususnya di waktu pandemic. Bisa dicermati di bawah ini.


  1. Sadar penuh, hadir utuh. Hal ini bisa dilakukan sepanjang aktivitas harian kita. Pada pagi hari, sewaktu bangun tidur, kita bisa mengawali aktivitas dengan menyadari kondisi kita bangun tidur, beri waktu badan, pikiran, psikis untuk mengumpulkan nyawa terlebih dahulu. Hindari untuk langsung mengonsumsi social media atau buka HP (selain untuk cek jam). Aktivitas kecil mengumpulkan nyawa, bisa kita gunakan untuk menyadari kesadaran kita bahwa kita sudah bangun, menyadari perubahan dari kantuk menjadi terjaga, menyadari apakah ketika kita bangun, dalam kondisi fisik bugar ataukah pada njarem (karena olahraga misalnya), etc.
  2. Selain dikondisi bangun tidur, kita juga perlu menyadari penuh segala aktivitas yang kita kerjakan, dengan mengoptimalkan indrawi kita. Semisal dalam aktivitas mandi, dalam aktivitas beribabadah, dalam aktivitas (menikmati) makanan, dll. Serta ‘hanya’ menjalankan satu aktivitas di satu waktu, sehingga kita bisa focus terhadap aktivitas tersebut dan meminimalisis kesalahan.
  3. Sedangkan untuk sebelum tidur, kita bisa menutup hari dengan muhasabah/ mereview ulang sejenak hari kita. Menonaktifkan ponsel. Merasakan kembali reaksi fisik yang kita alami atas aktivitas seharian kita. Sehingga kita menyadari keadaan fisik kita. Men-scanning keadaan badan. Apakah ada lelah, apakah ada nyeri di area tertentu, apakah ada sakit, atau rasa-rasa tertekan di area tubuh yang lain. Dengan posisi lebih sadar tersebut, turut meningkatkan alarm tubuh kita, kita pun bisa melakukan upaya prefentif untuk menghindari sakit-sakit yang lebih parah.  


Hal simple itu dulu yang bisa kubagi, coba dilakukan saja. Ketika hal-hal itu benar-benar kita terapkan, insyaAllah bisa sedikit mengurai stress yang kita alami, mengalami kesadaran diri, dan mengurangi penyakit-penyakit fisik tersebab stress pikiran, perasaan ataupun emosi yang kita hadapi. Penyakit kronis, muncul dari stress-stres kecil yang tidak kita sadar, yang tertimbun, tanpa kesadaran control atas pikiran, perasaan, emosi, dan tindakan kita. Bila ada cerita di ranah dan area serupa, perihal control emosi dan penyakit fisik, nice untuk diobrolkan 😉

Readmore >>

Blogging Lagi: Like Workout dari Nol & Konsep Organizing


Tulisan


Sudah beberapa hari blogging lagi. Setelah direview-review, seperti ketika dulu rutin workout sekarang tidak. Gimana tuh? Ya ketika sebelumnya rutin workout, otot terlatih, terbiasa latihan dengan intensitas maupun kekuatan sama atau dinaikkan. Ketika off, dan memulai kembali, kita start dari kekuatan dan intensitas awal, bukan dari waktu terakhir latihan, apalagi jika jedanya sangat lama.



Begitupun dengan blogging ataupun khususnya membuat tulisan. Dulu bisa lancar jaya, bikin-bikin tulisan dengan nyaman. Tidak begitu ada yang mengganjal ketika dibaca ulang. Namun kini, baca ulang tulisan, kok serasa ada yang mengganjal ya, kok serasa ada yang kurang. Oh ternyata typo, oh ternyata ada repetisi penggunaan kata, ataupun cedera-cedera kalimat lainnya. That’s why perlu konsistensi exercise nulis, meski sedang buntu, meski sedang sibuk. Sehingga turut menjaga skill kepenulisan di batas minimal, syukur-syukur bisa ditingkatkan dari hari ke hari. We should remember that, we can die, but not with our creation, it's still alive.


Setelah direview, sebenarnya kita juga berlatih membuat sesuatu yang terstruktur dan sistematis ketika membuat tulisan. Membuat kerangka berpikir kita terlihat jelas dan jernih. Karena akan terasa nganunya, ketika tulisan itu tidak terstruktur. Terlihat gesrek bisa juga. Terlihat kondisi ketidakjernihan pikiran dan atau perasaan kita. Kalo dulu sempet dicoacing sih, memang perlu men-draft tulisan terlebih dahulu, mencari informasi, baru kemudian membuat artikel dan merevisi-revisi ataupun proofing tulisan. Barulah menjadi tulisan yang siap publish.


Dari segi ide tulisan, sebenarnya banyak gagasan-gagasan yang bisa dishare di public, karena tidak banyak yang tau gagasan itu, perlu ngulik dalem baru tau bahasan itu. Bisa dijadikan sumber tulisan pula. Nah, semoga konsisten membahas tema-tema yang unik itu. Tema-tema kekinian, yang muncul karena tuntutan keadaan yang seperti sekarang ini.


Teknis


Itu perihal tulisan. Sedangkan perihal teknis menataulang blog, bisa dikatakan lebih tercerahkan, karena ada basic coding HTML, meski kelasnya bisa digolongkan masih ecek-ecek (intro), pernah sih ada tugas besar membuat web, tapi belum sampai dikonekkan di internet. Tapi skill-skill dasar itu cukup untuk menjadi modal blogging. Jika dahulu (sewaktu SMA) hanya modal membaca tutorial kemudian dipraktikkan (tanpa kemampaun membaca bahasa pemrograman), sekarang, sedikit-sedikit bisa membaca code HTML yang ada di tema blogger.











Selain ada bekal coding HTML, perngulikan desain dan visual juga mendukung aktivitas blogging. Terbiasa dengan warna-warna match atau eye catching, membuat kita jadi lebih peka terhadap pewarnaan maupun tata letak. Termasuk unsur-unsur presisinya. Mungkin ini relate dengan konsep-konsep keindanan Marie Kondo juga atau konsep organizing. Dan mungkin selanjutnya bisa ngulik konsep blog minimalis. Agar pembaca bisa dengan lebih cepat mengakses yang ia butuhkan. Dan lebih nyaman diakses mata-mata visual (baca: orang-orang yang diberi kelebihan pada visualnya, sehingga lebih sensitive dengan apa-apa yang diterima mata).


Etapi ternyata ada beberapa yang tidak atau belum bisa ku ubah. Entah karena sudah fix bawaan tu template tema atau aku yang belum nemu codingan untuk mengubahnya. Dilihat gitu jadi potek hati, yang nampak kek mana, keinginan hati gimana. Tapi ya gimanaa, semoga lekas nemuin codingan pengubahannya deh yaa.


Itu sih, yang kutemui sementara ini, mungkin kamu ada pengalaman serupa? Drop your story below. Menarik untuk diperbincangkan. Memperbincangkan yang pasti-pasti, ya kan nganu juga kalo dihadapkan pada perbincangan yang penuh ketidakpastian. *eh! Hehe hehe

Readmore >>

#hijaberolahraga, So What ?

Hijab, tidak membuatku banyak beralasan ketika berolahraga. Yang rempong lah, ribet lah, gak nyaman lah, dst dsb. Karena hijab merupakan aturan yang sudah Tuhan paparkan pada kitab suci-Nya. Beragam olahraga outdoor pernah ku coba dengan hijab full dari kepala hingga ujung kaki. Dengan bawahan berupa rok. Kalo sekarang udah mending sih ada rokcel a.k.a rok celana, yang bikin lebih comfort saat perlu aktivitas ekstra (baca: mencak-mencak). Mulai dari stretching ringan, berenang (eh celup-celup di air aja sih haha), tracking, badminton, gowes, jogging, mountenering, susur pantai, outbond, hingga susur sungai. Ada beberapa orang yang ngingetin perihal penggunaan rok, khawatir kalo berbahaya untuk aktivitas semacam itu, namun aku acuh saja. Kawanku pun sewaktu naik gunung juga pernah diingetin oleh orang lain perihal pemakaian rok dia, tapi ya di-iya-in aja, dan masih setia dengan rok, dan alhamdulillah ndak ada kendala hingga kini.

Menjadi tertutup secara fisik bukanlah penghalang untuk melakukan olahraga. Karena mukmin yang kuat lebih disukai daripada mukmin yang lemah. Apalagi kini banyak ragam aktivitas pembentukan karakter yang dilakukan dengan (olahraga) outdoor. Pun keseimbangan hidup bisa dicapai salah satunya dengan teratur berolahraga. Sehat jiwa, mental, dan fisik. Olahraga pun berguna untuk memperbaiki mood atau bisa menjadi moodboster dikala mood kita chaos.

Itu beberapa olahraga outdoor ya. Sedangkan untuk yang indoor atau di dalam ruang, ada beberapa senam, excercise, dan workout yang bisa kita lakukan. Bersama-sama ataupun sendirian. Banyak video maupun tutorial yang bisa kita unduh di internet maupun bertebaran di media sosial untuk kita praktikkan. Ada hal lucu yang pernah ku alami sewaktu mencari pakaian yang comfort  untuk olahraga indoor ini. Aku coba ke penjual pakaian. Ku pilih-pilih baju yang sebut saja kurang bahan. Lantas mbaknya terbengong-bengong, sewaktu melihatku yang berpakaian tertutup memilih baju kecil lengan pendek yang ketat. Melihat reaksi itu, ku jelaskan pada mbaknya bahwa baju yang ku pilih akan kugunakan untuk senam.

Itu cerita ku seputar hijab dan olahraga. Kuy gengs ikuti event Hijaberlari dengan link pendaftaran bit.ly/hijaberlari, barangkali kita beruntung. Aamiin ya Allah. 

Info Kegiatan

Tracking

Celup-celup bahagia

Gowes

Mountaineering

Badminton

Memandu cahbocah stretching ringan

Readmore >>

Nulis buat Coping & Katarsis

Bismillaah.

Hi Guys, salam kenal semua. :D Namaku Masdhiana. Sekarang sedang menempuh studi S1 di salah satu negeri universitas di Semarang. Saya mengambil jurusan yang sedang menjadi jurusan favorit masa kini.

Passion saya ialah menulis. Kenapa saya sangat passionate di bidang ini? Karena saat kecil saya tersentuh dengan sebuah nasihat, “Ikatlah ilmu dengan menuliskannya.” Jadi semenjak itu saya menuliskan pelajaran/ hikmah yang saya peroleh dari kehidupan ini. Saya menuliskan hikmah dari hal baik maupun buruk. Karena sejatinya hikmah itu akan senantiasa bermunculan dengan otak kita yang senantiasa diasah. J

Selain itu, dari sebuah penelitian dikatakan bahwa “Menulis itu bisa sebagai sarana relaksasi atau cara berekspresi untuk mengurangi stress yang kita hadapi.” Ketika kita beranjak dewasa, problem kehidupan yang kita rasai semakin banyak, menumpuk, dan kadang kita bingung bercerita pada siapa. Alhasil, sebagian dari kita memercayakan karyanya di media diam, seperti dunia maya atau buku diary.

Prinsip yang saya pegang dalam dunia kepenulisan ialah “Menulislah dengan hati dan edit dengan rasio.” Kenapa? Karena kita perlu menyampaikan hikmah-hikmah itu dengan perasaan, di sisi lain kita perlu mengeditnya menggunakan rasio kita. Rasio yang dimaksudkan di sini ialah rasio berupa logika atau paradigma (cara berpikir).   

Saya termasuk seseorang dengan karakter melankolis, sehingga saya sering menanti sempurna untuk berniat melakukan sesuatu. Seperti dalam bidang kepenulisan ini. Saya sudah meng-karyakan diri saya sejak SD. Apa yang saya lakukan? Yang saya lakukan ialah membuat pantun-pantun, puisi, prosa, curhat di diary, curhat berhikmah di dunia maya, dan menuliskan semua perasaan yang saya rasakan atau pemikiran yang ber-seliwetan di perputaran otak saya.

Hingga sekarang ini, saya memiliki sekitar 10-an diary dan 5-an blog. Kenapa saya memiliki 5-an blog, karena saya aktif mengikuti kegiatan/ organisasi. Sehingga setiap blog memiliki genre yang berbeda, meskipun terlihat agak sama. Di sana saya sharing mengenai keilmuan saya (IT), mengenai bidang yang ingin saya pahami (riset dan bisnis, karena saya ber-amanah di lembaga Research and Business Undip), mengenai keyakinan yang saya anut, cerita galau, cerita geje, dan hal bermanfaat lainnya.

            Saya ingin mencoba mendeskripsikan diary saya. Ketika saya buka-buka lagi, saya tertawa-tertawa sendiri membaca tulisan saya yang begitu polos. Saat SD saya menulis pantun-pantun. Saat SMP saya menuliskan kisah-kisah merah jambu saya dengan teman-teman SMP, katakanlah cinta monyet saya. Hahaha. Itu dulu ya. Selain itu, saya juga menuliskan visi dan misi hidup saya. Saat SMA saya menuliskan aktivitas-aktivitas yang saya lakukan, seperti aktif di organisasi dengan berbagai problematika yang saya hadapi saat itu. Pun saat kuliah, saya juga masih menulis diary, namun terkadang lebih sering menulis di jejaring social.

            Dengan menulis, saya benar-benar mendapatkan yang saya inginkan, yakni berupa penurunan stress, saya bisa mengambil hikmah dari perjalanan hidup saya, saya bisa berekspresi sesuai kodrat saya (wanita), dan saya ma(mp)u mengembangkan soft skill saya maupun hard skill saya di bidang kepenulisan ini.

            Ya kehidupan memang seperti ini, menuntut kita berkembang (progresif) dan realistis. Setelah menulis, harapannya ialah tercapai tujuan-tujuan di atas. Itu pentingnya kita menentukan tujuan sebelum kita berjalan. Ketika kita sudah memiliki tujuan, barulah menemukan passion, dan kemudian menikmati proses dalam perjalanan itu. Hadapi, hayati, dan syukuri. J
Readmore >>

[Catatan Petualang] Susahnya Pergi dari Sini ke Situ :D Memaknai Dewasa dan Pemaknaan Relasi ~,~

[Catatan Petualang]
Susahnya Pergi dari Sini ke Situ :D Memaknai Dewasa dan Pemaknaan Relasi ~,~


Bismillaah.
Assalaamu’alaykum :D Hi All? Hehehe *Menjawab salam dan serempak menjawab “Halloooo :D”*
Nah, kali ini penulis ingin sedikit berbagi pengalaman, sesuatu yang agak menyesakkan dada. Huahuahua, lebay haha. Biarin :P

Huft, sudah sekian lama penulis belajar di kampus Undip tercinta ini. #akuCintaUndip :D Sudah tiga tahun lamanya sejak negara api menyerang. Dan… eng ing eng, penulis lebih banyak kelayapan daripada belajar dengan sungguh-sungguh. :D Dasar bocah hahaha. Masa Kecil Kurang Berbahagia (MKKB) ya Bu? Haha. Maybe, abisnya pas kecil isinya belajar mulu dan karang main keluar, maklumlah gadis Jawa, anak pingitan, hahaha.

Ya gimana engga kelayapan mulu, semester satu tu tiga organisasi, yakni HMIF, DIGIT, dan R’nB. Semester dua penulis ikut DIGIT, BEM FSM, dan R’nB. Dan tahun ketiga kemaren penulis ikut R’nB, FLS(Future Leader Summit), dan Smartpreneur. Mulai Juni kemaren penulis mencoba mengikuti kegiatan Sekolah Alam Bengawan Solo (SABS). Apa sih SABS? :D SABS itu ialah sekolah berbasis alam yang terletak di Klaten, Jawa Tengah, di pinggir sungai Bengawan Solo. Penulis penasaran dengan sekolah itu karena keunikannya dan itu seperti khayalan anak kecil jaman penulis masih kecil, *teringat film-film yang menampilkan rumah pohon*.

Oya, di SABS penulis pernah mengikuti beberapa kegiatan, diantaranya ialah: Jelajah Solo dengan start Balekambang selama kurang lebih tujuh jam, Ramadhan Ceria bareng anak FT UNS (ini awal mula penulia bertemu dedek Hammam :D ), SABS Festival (Festival SABS bersama mahasiswa-mahasiswi KKN UNS hehe), dan Night Camp (Hiking dan Susur menyeberangi Sungai Bengawan Solo), ehmmm apa lagi ya? Hehehe.

Setelah itu, penulis digalaukan dengan makna dewasa, apasih makna dewasa sebenarnya? Siapa sih diri kita? Hehehe. Ini dia resume dari kakakku mas Itut, Dewasa:
1.       Ketika bisa nangis bareng, tidak hanya tertawa bersama.
2.       Ketika kita sudah mau terbuka, ngobrol bareng, memecahkan barrier yang ada, dan menurunkan ego kita.
3.       Apa lagi ya? Haha. Mungkin itu dulu. Silakan Manteman memaknainya sendiri-sendiri. J

Oya, tingkat tiga ini rasanya tinggal jalan-jalan. Kenapa? Karena isinya pencitraan dan menjaga link hehehe. Pencitraanya tuh di dalam dan di luar Undip. Penulis juga sering menghadiri kegiatan-kegiatan bisnis di hotel-hotel gitu, hehehe. Selain itu, penulis mencoba main ke Solo atau Jogja, membandingkan keilmiahan Solo dan Jogja itu bagaimana. Hehe. Dan, right, R’nB emang solutif, hehehe. Tinggal eksekusi-eksekusi di lapangan aja yang perlu dibenahi. Hehe.

Di usia yang tergolong tua untuk ukuran mahasiswa ini, penulis jadi lebih paham bagaimana harus bersikap dan memposisikan diri. Bersikap dalam artian bagaimana kita menerapkan segala ilmu yang sudah kita pelajari dalam ranah sikap/ adab/ etika ke siapapun, back to hirarki (tingkatan). Selain itu, penulis juga paham bagaimana harus memposisikan diri. Penulis lahir dari bawah, dalam artian memang memulai sesuatu dari nol, bahkan kadang minus.  Jadi paham bagaimana memposisikan diri sebagai adik, kakak, ibu, atau-pun bapak di suatu tempat itu (addaptable).

Oya, btw, tugas utama yang perlu saya lakukan sebagai mahasiswa jadi rada terlupakan. Apa? Ya belajar bersungguh-sungguh di Informatika, hehe. Sekarang saya ingin bangkit dan fokus untuk PKL dan TA1. Semoga lancar dan cepat kelar. :D 2015 lulus. Aamiin :D

Alhamdulillaah, serasa sudah menemukan siapa sih sebenarnya saya? Who am I sudah terjawab. J  Ini ceritaku dan pemaknaan diriku serta relasiku, bagimana ceritamu? J *Silakan berpendapat/ berekspresi*

Masdhiana Sukmawarni
Informatika Undip 2011
Tembalang, Semarang, pukul 3:13 AM tanggal 14 Oktober 2014
Readmore >>

Metode berkontribusi


Cara tiap orang berkontribusi tak sama
Begitupun karunia Allaah membedakan potensi manusia
Ada yang dengan lisannya
Ada yang dengan tulisannya
Ada yang dengan tindakannya
Tak usah terlalu banyak menuntut dan mengeluh
Cukup maksimalkan potensi yang telah diberikannya

Seperti hukum use and disuse
Semakin sering digunakan maka akan semakin terlatih
Begitupun cara berkontribusi itu
Semakin sering dilakukan naluri kita semakin terlatih
Dan jam terbang kita pun meninggi

Apresiasi usaha setiap orang untuk berkontribusi
Karna hal sekecil apapun kan tetap berarti
Jika tiada ia mungkin kan seperti sayur tanpa garam
Kecil, remeh, namun timbulkan kesan ada yang kurang

Biarlah orang berkembang sesuai track passionnya
Biarlah ia menjadi kupu-kupu indah sesuai inginnya
Biarlah kita jadi pelangi, yang berwarna warni
Biarlah kita menjadi puzzle, yang saling melengkapi

#youthcontribute
 
Readmore >>

Perjalanan dan Kesyukuran: Pengmas Realita dan Keluarga Baru yang Baik


Bismillaah

Berawal setahun yang lalu yakni pada acara Musyawarah Regional III, penulis mengetahui akan adanya kegiatan Pengabdian Masyarakat Realisasi Hasil Penelitian (Pengmas Realita), namun penulis pesimis untuk ikut. Hingga mendekati hari H, dari admin R’nB ada yang mengabari penulis agar mengikuti acara itu.

Dan hari H berlangsung. Penulis dan teman-teman ke sana bersama rombongan Unnes. Beberapa hari di sana kami menemukan permasalahan, potensi alam, pengalaman baru, dan juga kawan-kawan baru dari berbagai penjuru Indonesia. Kami dari berbagai penjuru dengan bahasa, kebudayaan, dan logat yang berbeda-beda. Dan hal itu melatih kepekaan kami untuk membedakan logat dari setiap daerah.

Setelah hari H, dibuatlah grup facebook Pengmas Realita III. Ya biasalah, paska acara ada foto-foto dan cerita-cerita yang dibawa dari sana.

Pada tahun ini, penulis mengikuti Pengmas Realita lagi. Ada beberapa orang alumni Pengmas Realita III yang juga mengikuti Pengmas Realita IV.

Kami sehidup senasib di sana. Saat itu Pengmas Realita III dilaksanakan di Jember dan Pengmas Realita IV dilaksanakan di Banten. Namanya juga Pengabdian Masyarakat, bukanlah kepraktisan yang kami dapat, namun kami perlu berjuang, survive, dan mau susah dengan situasi dan kondisi yang ada.

Setelah itu pun dibuat grup Pengmas Realita IV dan ada beberapa tulisan serta foto-foto yang mengalir dari fikir teman-teman peserta. Selain itu, karena rumah penulis di Wonogiri, maka penulis bisa mampir ke UNS (Universitas Sebelas Maret) Solo. Akhir-akhir ini penulis sering mampir ke UNS. Penulis mencoba mengulik comdev di Solo. Dengan bantuan teman-teman SIM penulis bisa mengikuti kegiatan SABS (Sekolah Alam Bengawan Solo) dan salah satu agenda SIM, padahal tidak diundang. Hehehe.

Tidak hanya sebatas itu, komunikasi dan silaturahim tetap kami jaga, yakni via grup FB, grup BBM, SMS, atau social media yang lain. Sebuah kesyukuran ialah kami bisa sharing mengenai konsep keilmiahan di universitas lain, sehingga bisa terjadi transfer ilmu dan mungkin bisa saling melengkapi.

Kecocokan yang kami rasakan mungkin karena passion yang sama, selain itu kami bisa nyaman karena sama-sama mau diajak susah dan mau berbagi. Kebaikan-kebaikan pun bisa dirasakan, seperti peserta yang perhatian satu sama lain(keep contact) atau ketika kami travelling di lain daerah ada kawan di sana yang bisa disapa dan dikunjungi, sehingga urusannya jadi lebih mudah. J    

Readmore >>

#2 Play with SABS: Ekspedisi 30 Jam di Mulai! :D

Bismillaah

Setelah mereka mengerjakan tugas mendata bangunan, peristiwa, orang, dan kuliner serta sudah laporan pada mas Jefri, kami menuju Gor Manahan. Di jalan itu kami menanyai ibu-ibu penjaja makanan. Karena kami tidak mengetahui jalan, maka kami bertanya pada orang di sekitar sana, namun qodarullaah kami kek diputer-puter gitu, huhuhu. Kami menyusuri jejalanan lagi serta menjalankan tugas yang diberikan dan alhamdulillaah kami bertemu mas jefri. Setelah bertemu mas Jefri, kami sholat Dhuhur bersama di Masjid Al Amin. Setelah sholat kami makan siang. Namun qodarullaah, dik Fety menangis karena gatelnya semakin parah dan melebar. Kami kebingungan dengan situasi yang ada. Mbak Yulia dan mbak Linda memberi Salep, namun ia belum jua menangis. Ya iyalah, rasanya panas dan gatel serta daerah lukanya membesar, kasihan sekali dia, penulis tak tega dengannya. Kemudian penulis mengusulkan untuk membawa ke dokter. Dibawalah ia ke dokter anak, namun terus gimana gitu trus dik Fety dibawa pulang. Dia terkena jamur. Dan kami melanjutkan perjalanan. Sedih juga sih, satu pasukan berkurang, yang tersisa ialah mas Jefri, penulis, Yulia, dan 4 anak lainnya.

Setelah dari masjid itu, kami melanjutkan perjalanan ke Stasiun Balapan. Menuju Stasiun Balapan kami bertemu dengan pemulung yang berpenghasilan Rp 40.000,00- Rp 5.000,00 per hari. Setelah itu kami menemukan Pasar Nongko, masuklah kami ke pasar itu. Di pasar itu kami menanyai ibu-ibu penjual tabungan(celengan) dan lainnya. Keluar pasar, kami menemukan penjual-penjual tanaman, masuklah kami melihat-lihat bunga itu. Si Abhi berhasil membawa kaktus kecil. Setelah kami melihat-lihat bunga atau tanaman di sepanjang jalan itu, alhamdulillaah kami sampai di Stasiun Balapan Solo. Di stasiun itu kami bertemu pada mas-mas arsitek UNS 2009, beliau sedang men-sketsa gambar Stasiun Balapan. Ketika bertemu dengan masnya, kami melihat-lihat hasil karyanya (ternyata banyak juga sketsa karyanya) dan ngobrol dengan beliau juga yang ternyata adik tingkat mas Jefri di UNS. Setelah berbincang dengan mas arsitek, namanya mas Galih, kami memasuki stasiun itu. Kemudian keluar dan melanjutkan perjalanan ke UNS. Kami tidak ke Monumen Banjarsari, karna saat di masjid tadi kami beristirahat cukup lama. Selanjutnya ialah ke UNS.


Perjalanan ke UNS itu kami bertemu dengan bapak-bapak penjual alat rumah tangga yang berjalan dari jam 7 hingga malam hari dengan mendorong grobak. masyaAllaah sekali bapaknya. Kami bertemu dengan beliau paska sholat Ashar di masjid. Setelah itu kami melanjutkan perjalanan lagi. Kami berhenti di depan SMA N 2 Solo, yang ternyata bersebelahan dengan SMA N 1 Solo dan kami membeli minuman di sana. Di depan SMA N 1 Solo adiknya menanyai salah satu mbak yang bersekolah di sana. Adiknya bertanya nama, alamat, dan enak tidak sekolah di SMA N 1 Solo. Setelah itu kami melanjutkan perjalanan dan bertemulah kami dengan jembatan yang di bawahnya dilalui kereta api. Kami menunggu sesaat untuk bisa melihat kereta api yang sedang berjalan dan merasakan berapa di atasnya. Beberapa menit setelah di sana, kami melihat kereta api melaju. masyaAllaah sekali, mendengar deru kereta api dan melihat gerbong-gerbong itu berjalan. Setelah itu, lanjut lagi, kami mampir di masjid untuk sholat Maghrib di masjid dekat UNS. Kami sholat di sana kemudian berjalan hingga sampailah kami di NH. Wah, sedih harus berpisah dengan mereka, namun ya bagaimana lagi. Penulis berpamitan dengan mereka dan melanjutkan pulang ke Wonogiri.
Yang penulis rasanya ialah rasa salut pada adik-adik SABS, karena mereka tidak mengeluh dan tidak menyusahkan selama perjalanan.  Selain itu, penulis terkesima dengan mereka yang sejak kecil sudah diajari untuk bereksplorasi dengan alam/ lingkungan sekitar.

Dan ini ada tulisan lain yang penulis tulis dari jalan-jalan bersama mereka:

Pergilah ke mana pun kau kan pergi
Namun tetaplah ingat bahwa kau pun perlu kembali ke rumah asalmu
Raihlah hal yang tertinggi, namun ingatlah bahwa kau perlu berbagi
Karna setiap rizki yang tlah diberikan Allaah, ada rizki orang lain di sana (tak mutlak untuk kita)
Apatah yang tlah kau bagi?

Kehidupan ini tak berlangsung lama
Apa guna kau nanti esok jika sekarang pun bisa
Apa guna gelarmu mahasiswa
Jika untuk masyarakat saja kau tiada

"Carilah peluang di celah kebutuhan masyarakat itu", itu kata guru
Jadilah membumi
Yang bisa menyentuh pelosok negri
Bukan sekedar retorika tak berarti

Jadilah menepi
Ke pinggiran kehidupan
Agar kau tau luka mereka
Mengolah empati dan rasa

#rintihanMalam


Dari teman" SABS kemaren kita belajar kepekaan sosial. Ketika mengetahui peristiwa unik, kita diminta mendokumentasikan hal itu. Contohnya ialah warga yang pindah rumah dan barang"nya diangkut dengan becak.
Dokumentasi lewat foto dan tulisan. Sejak kecil mereka tlah dididik untuk peka pada sosial. Agar mereka tergerak tuk bertindak.
Selain peristiwa, kita juga diminta mendokumentasikan profil orang dan bangunan. 
MasyaAllah sekali, salah satunya kita menemukan bapak" penjual peralatan rumah tangga dengan grobak dorong yang berjalan dari jam 7 pagi hingga malam.
Bangunan yang didokumentasikan salah satunya ialah pasar. Selain mereka mendokumentasikannya, mereka juga bertanya" pada penjual di pasar itu. Salah satunya mbah" penjual celengan (tabungan).

Oya, selain itu mereka diminta untuk mendata kuliner.

["Pergi dari Sini ke Sana" Selama 7 Jam Cah Bocah]
Jadilah layaknya cahbocah itu, mereka "Pergi dari Sini ke Sana" tak banyak pikir dan takut.
Padahal mereka hanya anak kecil. Di jalan banyak mobil, motor, mereka melewati ril kereta api, mungkin bisa bertemu orang gila, preman, atau orang lain bisa menjahati mereka.
Namun, apakah mereka berpikir dan takut akan hal itu? Mereka berani. Mereka berani "Pergi dari Sini ke Sana". Mereka pun menyelesaikan tugas dengan perlahan. Mereka menjalankannya dengan tingkah polos dan lucu mereka. Rekaman peristiwa-peristiwa buruk belum menyapa mereka. Lupakan peristiwa-peristiwa buruk itu. Mereka tak berhak menghambat langkahmu untuk "Pergi dari Sini ke Sana".
Mereka pun melangkahkan kaki yang pertama untuk bisa "Pergi dari Sini ke Sana" selama 7 jam!
Langkahkan kakimu. Jangan usik takutmu. Biarlah ia dalam tenang dan kau pun tak terganggu. Tersenyumlah pada kenyataan dan jalani. Ayunkan langkah pertama.  
Semangat!
Mungkin ini ya perbedaan anak yang sangat diprotect dan SO (Study Oriented) dengan anak yang dibebaskan bereksplorasi (namun bisa mengendalikan diri).

Anak yang diprotect dan SO akan didominasi ketakutan karena biasa dilindungi dan kurang dikenalkan dunia luar. 
Anak yang dibebaskan bereksplorasi (namun bisa mengendalikan diri) akan bisa cepat berkembang karena mereka dibiasakan mencoba hal-hal baru dan tidak takut untuk mengeksplor dirinya (dengan yang ada di sekitarnya).

Masih tentang 
Sekolah Alam Bengawan Solo 
#imo
#hikmahSABS


| Masdhiana Sukmawarni | Informatika Undip 2011 |
Readmore >>

#1 Play with SABS: Semarang - Solo Termalam dan Petualangan di Mulai (Jelajah Solo!) :D

Bismillaah…

Apa kabar Guys? J Kali ini penulis ingin share mengenai pengalaman pertama penulis mengikuti kegiatan SABS. You know SABS? :D SABS is Sekolah Alam Bengawan Solo, yang ternyata letak sekolahnya di Klaten. Hehe.

Sebenarnya ini berawal dari dipertemukannya penulis dengan Kepala Departemen HRD SIM UNS (Lembaga keilmiahan UNS), yakni Okthina Damaryanti di kegiatan Pengabdian Masyarakat Realisasi Hasil Penelitian IV (Pengmas Realita IV) ILP2MI di Banten awal Mei silam. Dia atau tepatnya kami berjanji untuk main bersama di SABS karena ke-kepo-an penulis :Dv

Dua pekan yang lalu penulis berkeinginan memenuhi janji tersebut, namun qodarullaah karna deru tugas yang membahana penulis berhalangan bermain bersamanya. Okthina pekan lalu memberitahu bahwa di SABS akan ada kegiatan dan penulis agak longgar, sehingga bisalah mengikuti kegiatan itu dan sekalian pulang. Kan pulang kemaren (ceritanya) rindu dengan keluarganya belum tuntas. Hehehe.

Hari Jumat penulis kuliah sore. Belum lagi ada satu kuesioner yang belum tuntas. Hari itu presentasi pula dan ternyata pulang dari kampusnya molor. Maghrib baru kelar kuliah. Siap-siap balik ke Solo. Sebelum itu survey, alhamdulillaahnya penulis cepet dapet responden lelaki, karena itu yang kurang. Ba’da Isya’ penulis baru dari Semarang, sekitar jam 19.21 penulis baru melaju dari kost. Ini perjalanan termalam untuk ke Solo yang penulis lakukan. Alhamdulillaah di perjalanan tiada halangan, Cuma paling gelap aja dan penulis harus membuka kaca helm agar jalan terlihat jelas. Jam 21.14 penulis sampai di Gerbang belakang UNS. Alhamdulillaah dik Yulia (adik yang ketemu pas Pengmas Realita IV juga) cepet dateng. Setelah itu kami ke kost sang adik. Sebelum tidur kami cerita-cerita terlebih dahulu.

Setelah Subuh kami jalan-jalan di kampus UNS. Setelah itu duduk-duduk di Masjid Nurul Huda, cerita-cerita, dan terlihatlah oleh kami panitia kajian yang sedang mempersiapkan kajian. Karena jam mendekati jam 7, kami balik ke kost. Kami masak sarapan kemudian makan pagi, hhe. Jam sudah menunjukkan pukul 7 lebih dan kami bingung dengan rencana yang ada. Setelah kompromi via HP dengan Okthina(yang ternyata tidak bisa ikut) dan galau-galauan, akhirnya kami memutuskan untuk mengikuti anak-anak SABS jalan-jalan.   

Kami ke NH sekitar jam 9. Kemudian naik mobil truk pak polisi menuju Taman Balai Kambang bersama anak-anak SABS serta para pendamping anak-anak. Sesampainnya di Balai Kambang, anak-anak dilepas begitu saja dengan diberi instruksi sebelumnya dan para pendamping dibriefing. Kami dibagi, satu tim ada dua pendamping untuk menyusuri Solo.

Setelah beberapa saat, ada beberapa anak yang menanyakan pada penulis dan Yulia yang sedang berjalan, “Mbak Yulia yang mana ya?” Ternyata mereka ialah tim kami. Lantas kami mengikuti mereka. Awalnya mereka berkenalan dengan bule dan mencatatnya di depan mbak-mbak yang sedang nge-dance x_x

Setelah itu, Karena belum sholat Dhuha, mereka mencari masjid/ mushola. Di dalam taman itu ada, berbayar. Setelah mereka sholat Dhuha, kami melanjutkan jalan-jalan di taman itu. Mereka ingin masuk ke taman reptile, namun kami (pendamping) mengkompromikan dengan mereka, dengan uang Rp 20.000,00 untuk dua hari apakah bisa juga untuk main ke taman reptil itu, jadinya kami hanya berbincang dengan ibu penjaga taman reptile dan berpamitan. Hhe.

Setelah itu mereka menanyai mas-mas penjual peralatan pancing dan ibu-ibu penjual es dawet dan soto. Ternyata Taman Balai Kambang sering buat pre wedding ya hhe, kemaren itu kami menemui dua pasang pre wed. Setelah itu mereka laporan ke mas Jefri. Mereka diminta membuat peta Indonesia dari dedaunan yang sudah berguguran. Karena belum sesuai dengan permintaan dan ada beberapa tugas yang belum tepat maka satu tim yang lain mendahului kami. Karna kami harus menyelesaikan tugas pembuatan peta itu dan tugas mendata. Alhamdulillaah setelah itu kami bisa jalan. Tim depan kami ialah tim mas Rohandi Latif dan tim belakang kami ialah tim mas Agus Suroso (kalau tidak salah). Kami diminta berjalan-jalan dengan rute Gor Manahan – Stasiun Balapan – Monumen Banjarsari – UNS.
~to be continued ~

Readmore >>

Survei Kuesioner: "Menyentuh" Masyarakat & Hadiah Cantik Tak Terduga (Bertemu Dewan Riset Jawa Tengah) :D

Bismillaah…

Assalaamu’alaykum Guys J Kali ini penulis pengen sharing mengenai pengalaman pertama penulis dalam survei-mensurvei J  Jadi Selasa, 24 Mei 2014 lalu penulis bersama beberapa teman panitia FLS(Future Leader Summit) 2014 diberi training mengenai Survei Persepsi dan Preferensi Konsumen LPG 12 KG. Di sana kami diberitahu tata cara menanyai responden sesuai dengan jenis pertanyaannya. Pada awalnya kami menanyai identitas responden, pada Bagian I (Tingkat Pengetahuan Konsumen Terhadap Produk LPG 12 KG), Bagian II (Perilaku Konsumen Produk LPG 12 KG), dan Bagian III (Demografi). Pertanyaan yang ada di survey itu ialah isian singkat, pilihan, skala sejutu-tidak setuju, skala 1(sangat tidak penting)-6(sangat penting sekali), dan pertanyaan skenario. Sebelum training dimulai, kami mengemasi bingkisan untuk warga, setelah itu kami diberi makan dan minum, kemudian training untuk surveyor responden A, kami diberi tiga dokumen serta alat tulis, dilanjutkan training untuk surveyor responden B, pembagian uang transport, dan briefing panitia FLS.   

Pada hari Kamis, 26 Mei 2014 sore penulis mulai menjalankan tugas. Namun qodarullaah penulis belum mengetahui tempat yang akan disurvei, jadi waktu sekitar satu jam digunakan untuk mencari alamat Karanganyar Gunung -.-“. Mulai survey baru sekitar jam lima sore. Sesuai dengan instruksi saat training, penulis menuju ke warung/ toko/ agen penjual LPG 12 KG, di sana kita bisa menanyakan siapa saja yang memakai LPG 12 KG. Benarlah bahwa mereka hafal beberapa pelanggan gas LPG 12 KG. Ibu penjual gas LPG 12 KG memberitahu beberapa alamat pelanggannya. Kamis hingga Isya itu penulis baru mendapatkan dua responden dan alhamdulillaah ba’da Isya’ bertemu dengan satu responden. Setelah mencoba mencari-cari lagi, Allaah belum menakdirkan untuk bertemu dengan responden lainnya, ada yang karena tidak memiliki (karena yang memakai LPG 12 KG langka) dan ada pula yang ternyata sudah tidur.  Huaaa baru tiga. Sudah tiga ding, alhamdulillaah.

Jumat, 27 Mei 2014 pagi dari jam 9an penulis meluncur dari kos ke Karanganyar Gunung. Alhamdulillaah setelah nanya orang, penulis menemui ibu penjual gas LPG 12 KG. penulis bertanya-tanya sebentar, karena ibunya mau pergi. Qodarullaah. Sebuah hal terlupa, harusnya nanya orang-orang yang memakai gas LPG 12 KG dulu, baru interview ibunya, ah ya sudah lah. Setelah itu penulis muter-muter hingga sebelum jumatan, namun qodarullaah tidak mendapatkan responden, bahkan ada calon responden yang menolak penulis, padahal ibu itu memakai gas LPG 12 KG juga, agak perih rasanya. Penulis hanya mendapatkan satu responden. Alhamdulillaah ibunya baik banget, penulis ke sana dan disuguhi minuman berwarna hhe. Setelah itu penulis muter lagi. Ada rumah bagus dan ada mobilnya, kemudian penulis mencoba masuk. Sudah beberapa kali memberi salam, namun tak kunjung mendapat jawabannya. Kemudian saat penulis berbalik arah, ada bapak-bapak yang telah menunaikan sholat Jumat. Alhamdulillaah, ada sang tuan rumah. Penulis kemudian mengungkapkan maksud penulis dan beliau bersedia diwawancarai. Saat ditanya pengetahuan mengenai LPG 12 KG, bapaknya menjawab “ya” lancar sekali. Kemudian terkuaklah bahwa beliau ialah dosen Undip. masyaAllaah. Tiba pertanyaan terakhir dan beliau merasa dari pertanyaan yang penulis lontarkan ada kejanggalan, namun malah dari situ bapaknya bercerita banyak. Bapaknya bercerita bahwa “Mahasiswa itu harus kritis”, “Carilah peluang di kebutuhan masyarakat itu”, beliau juga memperkenalkan siapa diri beliau bahwa beliau ialah Dewan Riset Jawa Tengah, beliau juga menceritakan project beliau yang hingga miliaran, karena memang applicable di masyarakat. Setelah kroscheck ke teman-teman beliau ialah Kepala Jurusan Teknik Geologi, masyaAllaah ngobrol bareng kajur, dewan riset Jateng, dan mendapatkan CPnya. :D mengetahui bahwa penulis harus melanjutkan tugas, beliau menyudahi cerita beliau. Hhe.


Setelah dari sang kajur Geologi, penulis sholat dan melanjutkan survey. Karena sudah lewat jam satu, penulis ke ibu penjual LPG 12 KG dan penulis menanyai siapa saja pembeli LPG 12 KG. Beliau menyebutkan beberapa nama. Alhamdulillaah paska itu ada sekitar tiga responden. Dan sisa satu penulis lanjutkan paska kuliah, sekitar ba’da maghrib. Ba’da Maghrib penulis meluncur dari kos ke Karanganyar Gunung dan alhamdulillaah langsung bertemu responden seorang bapak, karena yang kurang ialah laki-laki.  

Hikmah yang penulis dapat ialah bahwa setiap orang akan merespon baik ketika kita ramah dan bersahabat dengan mereka. Terbukti dari sekian banyak (calon) responden hanya satu yang menolak untuk diwawancarai. Di sini penulis juga belajar untuk menurunkan ego, yakni dengan mendengarkan pendapat sang bapak dan ibu (tidak egois hanya menanyakan yang kita butuhkan saja, setelah itu sudah). Di sisi lain juga harus menghormati ketika responden tidak mau difoto.   


Readmore >>