Bismillah..
Cerita ini hanya kisah saduran alam nyata dengan pengubahan seperlunya. ^^
Berurutan kucari namaku di daftar itu. *bukan daftar Most Wanted ataupun Black List hlu*. iapz namaku yang terpampang di situ berada di kelas XI IPA Tut. *RM (Ra Maksud), kelasnya di sensor =)*. Kutelusuri lagi, menyapu pada 40-an nama siswa yang terpampang di sana. Yep, kutemui nama seseorang yang belum begitu kukenal.
“Kamu duduk sama aku ya?” kataku pada pemilik nama itu.
Tanpa A ataupun B dia mengiyakan permintaan pertemanan semejaku. *Hoho*
:::::
Pada saat itu jamannya fesbuk masih hangat denganku. Kupencet keyped hapeku bertuliskan baris-baris lirik Teman Sejati-nya Brothers ditambah sedikit uneg-unegku mempunyai feeling punya teman plek. *curcol mode on*
:::::
Sekarang aku menempati ruang kelas itu. Dengan kelebihan dan kekurangannya, aku senang menempati ruang itu dengan teman-teman yang baru. Yah, biasalah teman-teman yang baru masih agak canggung buat cuap-cuap semau gue. Meski akhirnya juga keliatan watak aslinya. =) *luph u plends*.
:::::
Wah, ternyata cara berpikirku mendekati sama dengan dirinya. Pokoknya connected deh. Alhamdulillah Allah memang baik.
Mulai dari pagi, pas pelajaran (menyesuaikan-lah), spulskul, dll kami mengobrol ngalur-ngidul. Saling berbagi dan berdiskusi. Hmm, amat menyenangkan karena ngobrol dengannya gag sekedar ngobrol yang biasa, meski kadang terbumbui hal yang biasa itu. *sok iyo, sok ora-lah*.
Dan kiamat pun mengeluarkan tandanya yakni waktu yang terasa begitu cepat. Sepertinya baru kemarin da siswa baru sekarang sudah ada lagi.
Persahabatan pun terajut dari wol-wol dan kini menjadi kristik yang indah.
:::::
Dan perpisahan kelas di antara kami pun tak terelakkan. Persahabatan kami terpisah oleh tempok putih yang membentang memberi hijab (batas) pada kami. *lebay mode on*. Dan aku merasakan “Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?”, iya nikmat itu semakin terasa manis di pahit kenyataan ini *lebay again*. Meski begitu aku tak mau tembok itu memisahkan persahabatan karena Allah ini. Kucari celah-celah kecil untuk mengalirkan air persahabatan dan persaudaraan ini, aku harus bisa mengoptimalkan daya kapilaritasku bersahabat dengannya.
Pernah baca/ dengerkan kalo qt itu seperti teman-teman qt. “kalo mau tau seperti apa qt,, liat aja teman-teman qt.” teman teman yang dominant akan memberi warna yang banyak pada kepribadian qt. begitu juga dengan sedikitnya warna yang orang lain beri pada qt, sedikit pula kepribadian (sifat/kelakuan/tabiat) mereka yang melekat pada diri qt. *belibet yak? =)* Allahu a’lam.
Hmm, “cintailah orang lain sesukamu, namun kamu pasti berpisah dengannya.” Itulah kurang lebih nasihat Jibril kepada nabi qt nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasalam. Perpisahan pun menorehkan luka pada hati karena hati yang sedikit terkoyak menggerus bagian darinya. Namun bagaimana lagi qadarullah (ketentuan Allah) seperti ini. Allah memberi yang terbaik untuk qt. pasti ada hikmah atau pelajaran dari ini semua. Ini pilihan yang terbaik menurut-Nya. Dari sini benar-benar kutemukan nikmatnya bersahabat 1 kelas. Mungkin kalo sekarang daku satu kelas dengan dirinya, daku tak begitu memikirkan/ nggagas/ merasakan nikmat ini,, mungkin akan meremehkan atau yang lainnya.
Ternyata nikmat akan lebih terasa jika qt kehilangan nikmat itu. Bener gag Sob? =)
Hmm, semakin terasa mengharukan karena biasanya kami bertemu di tempat yang indah. Dan berpisah ketika telah selesai keperluan kami di tempai indah itu. T.T. “Bertemu dan berpisah karena Allah.” *oh, so sweet. Dalem, Gan T.T*
Sudah ya, cerita singkat itu sekedar mengingatkan jika qt punya sahabat (di tempat yang dekat), syukuri bersahabat dengannya (di tempat yang jauh juga), jadikan persahabatan itu semakin mendekatkan kepada-Nya, bersahabatlah karena Allah, agar lebih kekal.
“Syukuri kenikmatan dan sabar pada cobaan.” Itulah seharusnya sikap qt.
=(Al Faqir ila ‘afwi Rabbih)=
Readmore >>
Subscribe to:
Posts (Atom)