Bismillaah
Alhamdulillaah, Allaahu akbar, kesampaian juga muncak
ke Gunung Ungaran :D Setelah sekian taun menginginkannya #lebay :D Sejak 2011 (kalo
gak salah) udah pengen ke sana, karena temenku yang lain udah ke sana u,u
Nah, mari simak ceritanya.
Jumat malam(23/8/2013) Satria SMS aku ngasih tau kalo mau
muncak atas permintaan Depe. Namun saat itu aku baru pulang ke Wonogiri, jadi
yang bisa kulakukan ialah melobby orang tua agar aku bisa Nyemarang mengikuti
pendakian itu. Sabtu sampai di rumah, bilang
ke ibu kalo mau balik Ahad pagi, dan bilang ke bapak juga. Meski dengan nada
kurang ridha, namun alhamdulillaah Ahad(25/8/2013) pagi aku bisa Nyemarang. Mepet banget rasanya,
tanpa persiapan fisik maupun hal-hal lain. Tapi, aku hanya mengikuti instruksi
saja meski sebenernya gak gitu dipikirin dengan serius. Ahad siang
alhamdulillaah sampai di kost, istirhat sebentar, dan sorenya kami berkumpul di
kontrakan Depe. Ya Allaah, banyak orang tlah menanti di sana. Hhe ^^V aku ke
kontrakan Depe sama Mila. Dan ternyata apa yang terjadi? Olala kami masih
menunggu cukup lama -_- aku pikir dah pada siap.
Jam 5an itu 8 orang dari Informatika Undip (Depe,
Satria, Sidig, Mila, Galih, Haris, Ade Pondra, aku) dan satu temen Depe(Aca) berangkat dari Tembalang menuju ke Ungaran. Kami ke sana naik motor. Setelah mendengar
kumandang adzan Maghrib kami memutuskan untuk sholat. Setelah itu melanjutkan
perjalanan, hhe. Setelah sampai di kaki gunung Ungaran, motor kami titipkan,
dengan membayar Rp 5.000,00 motor kami parkir di sana, nomor polisi kami pun
dicatat. Parkiran itu merupakan pos satu. Setelah memarkirkan motor, kami naik
ke atas. Di gelapnya malam itu, beberapa senter membantu mata kami untuk
melihat rute pendakian. Sekitar dua jam kami menempuh jalan setapak itu, ketika
capek kami berhenti sejenak.
Kami memutuskan untuk tidur di rumah warga, karena
memang sedari awal tak membawa tenda, hhe. Jam 9an kami sampai di rumah warga,
sang bapak membuatkan makan dan minum untuk kami dengan bayaran yang tak
seberapa. Sembari menunggu mienya masak, kami sholat, sebelum sholat kami
berwudhu dan dinginnnya airpun sampai menusuk tulang. Setelah itu kami tidur. Sekitar
jam 10 aku terbangun karena gak kuat sama dinginnya tempat itu :’( Trus jadi
mikir banyak hal, tentang gak siap untuk pendakian ini, tentang kehidupan
akhirat gimana kalo gak disiapin, tentang focus, dll. Kalo aku focus harusnya
nyari tau tentang suasana gunung Ungaran ini atau kan bisa pinjem sleeping bag
mas Unggul, kemaren kan juga pulang. Hmm. Galau mau minta tolong atau gak. Mikirnya
gini, “Kasian temen-temenku yang udah tidur pules, masak aku ganggu?”, mikir
gini juga, “Kalo aku gak minta tolong, aku gak bisa tidur, kalo gak tidur,
besok pendakiannya gimana, kan butuh energy ekstra. Daripada nyusahin orang banyak,
mending bangunin satu dua orang aja.” Antara iya dan enggak, melangkah enggak,
melangkah enggak, dan akhirnya melangkah, membangunkan salah satu kawan dan
dipinjemi jaketnya yang gak dikenakan, Alhamdulillah atas udah lumayan, tinggal
yang bawah, dingin banget, akhirnya memutuskan untuk tidur dengan memakai sepatu hmm.. Dicoba tidur, tapi kok gak
bobok-bobok, apa efek sering begadang ya, hmm… galau lagi, bangunin temen untuk
minta tolakangin atau enggak (kali aja bisa cepet tidur, karena efeknya), soalnya dia keliatan pulas. >.< kuberanikan
diri membangunkannya, aku minum tolakangin dan mencoba tidur, meski rada susah.
Dan ternyata aku menggigil/ sampe bersuara, aku tersadar karena Mila
menanyaiku, kemudian aku tahan untuk tak bersuara. Ya Allaah. :’(
Aku terbangun lagi, dan kulihat bahwa tlah
menunjukkan jam 2.30, menunjukkan kami harus melanjutkan pendakian. Dingin merasuk
dan kami berusaha memunculkan energy panas dengan bergerak. Kami melanjutkan
pendakian itu. Seperti sebelumnya, jalan setapak kami lewati, dengan bantuan
center juga. Semakin dekat dengan puncak tracknya jadi lumayan, kami musti
mengerahkan segala daya upaya, gak cuma kaki saja, namun tangan dll juga. Aku menaiki
perlahan dengan bantuan tetumbuhan/ batu yang berada di sekitar track itu. Ketika
lelah menggelayut dan mulai lunglai, kami saling menyemangati. Hha, jadi inget
antara PHP dan motivasi. Kata Depe keduanya gak beda jauh. Contohnya tu kalimat
“Bentar lagi”, itu bisa jadi motivasi karena kita akan berpikir bentar lagi
nyampe dan kita semakin semangat jalan, namun kadang tu kek PHP, masih rada
jauh udah dibilang dekat u,u Selain track lebih susah, ketika di atas angin pun
menyambar-nyambar. Oya, sebelumnya tu jaketku jatuh, tapi alhamdulillaah
ditemuin Ade :’) Dan ketika angin itu semakin menyapa kami, kuputuskan untuk
memakai jaket almamater Rohis SMA N 1 Wonogiri itu. Semakin dekat, lelah terasa
menyapa, namun kawan yang lain pun memotivasi. Dan kami belum sholat subuh juga
>.<
Kami berjalan-berjalan dan alhamdulillaah :D
sampailah kami di puncak. Dingin tetap merasuk hingga membuat tangan kami mati
rasa. Sesampai di puncak, kami sholat, so sweet banget, tapi dinginnnn. Setelah
itu kami mengabadikan momen itu di kamera masing-masing. Sun rise yang cantik,
gunung, jaket almamater, jaket organisasi, MMT, tak lupa diri kami :D dll kami
abadikan, hhe. Setelah foto-foto, kami membuat mie. Kemaren Satria minta aku
untuk bawa panci, dan aku membawa panci dari rumah, hhe. Dengan kerjasama
kompor, paraffin, korek api, panci, dan bahan yang lain mie pun masak. Omg, dan
aku lupa/ gak terpikir untuk bawa sendok hmm. Jadilah kami makan mie dengan
menggunakan tangan. Cara memasak dan menyantap yang sangat tidak
higienis. Setelah membuat mie, kami membuat susu hangat yang juga tidak
higienis. Karena tanganku sulit untuk menulis (karena dinginnya tempat itu), aku
memutuskan untuk merenung, merenungi perjalanan hidup, seperti dulu kala di
Gunung Gandul , Wonogiri, hhe. Jam 7an kami memutuskan untuk turun. Alhamdulillaah,
meski rada susah, kami berhasil turun dengan selamat. Jam 10.30an kami sampai
di tempat parkir.
Alhamdulillaah, seneng banget udah keturutan
kemauanku untuk naik gunung Ungaran, apalagi pakai rok, yang notabene musti
ekstra hati-hati biar gak nyangkut, hha. Bak pengantin atau tuan putri, aku
berjalan sembari memegang ujung rok agar tidak terjadi hal yang tidak
diinginkan, hhe. *Harusnya ada yang bertugas megangin ujung rokku #eh :D *
Dalam perjalan kami juga becanda-becanda. Pendakian
ini merupakan pendakian Satria yang ke-10, subhanallaah banget dah, hhe. Oya,
seneng juga bisa mengibarkan jaket almamater Rohis SMA N 1 Wonogiri di puncak
Gunung Ungaran. Pendakian ini kado indah sebelum 20 tahun =) #tua :D
Dan ucapan Terima Kasih teruntuk:
1. Depe
yang berusaha mengadakan pendakian masal Elefatic ini, meski yang dateng Cuma segitu.
Makasih juga pinjeman jaketnya.
2. Satria
yang ngasih tau kalo ada penmas dan sebagai abang penunjuk jalan, hhe. Selamat ya
udah yang ke-10.
3. Mila
yang nemenin muncak, kalo gak ada ceweknya gimana dan semua bantuannya di perjalanan >.<
4. Ade Pondra yang udah nemuin jaketku, alhamdulillaah.
5. Haris
yang telaten nyenterin di depanku.
6. Sidig
yang bawain jas ujanku pas turun.
7. Galih
yang udah mau nebengin Mila pas pulang.
For all, semangat yak untuk ke Lawunya :D
Oya, hal-hal yang bisa kupetik:
1. Harus
tolong-menolong.
2. Gak
egois. Kan kita mendaki bareng-bareng, jadi yang depan musti menyesuaikan juga
sama yang belakang. Kalo depan terlalu cepat atau jaraknya jauh maka segera
kasih kode untuk nunggu yang di belakang.
3. Harus
perhatian dan pengertian. Perhatian ma temen, kalo istirahat kan pasti butuh minum atau makan,
tawarin ke temen. Senterin rute untuk temen. Bawain barang temen, tanyain masih
sehat/ gak. Ulurkan tangan untuk orang lain =) Ini keknya
ngereference ke poin 1, hhe.
4. Persiapkan
segala sesuatu dengan baik, agar semua lancar jaya :D Persiapan fisik dan
peralatan yang penting untuk dibawa. Jangan lebay juga c, biar gak rempong atau
berat bawa pas pendakiannya, jadi inget “Kebo Kabotan Sungu”. Bawa barang
seperlunya aja, biar kita gak kerepotan juga.
5. Itulah
tanda kauniyah dari Allaah. Menciptakan gunung yang tinggi, angin yang
menyambar, puncak yang dingin, dll. Harusnya itu bisa mengingatkan kita pada
kebesaran-Nya.
6. Sebaiknya
jangan merusak. “Dan janganlah kamu berbuat
kerusakan di bumi setelah (diciptakan) dengan baik. Berdoalah kepada-Nya dengan
rasa takut dan penuh harap. Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat kepada orang
yang berbuat kebaikan.” (Qs.Al A’raf: 56).
7. Perlunya pemimpin dalam perjalanan. Diriwayatkan dari Abu Sa’id
al Khudri, bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Jika tiga
orang keluar untuk bepergian, maka hendaklah mereka mengangkat salah seorang
dari mereka untuk menjadi pemimpin.” (Shahih Abi Dawud, no. 2608).
Dan ini ada beberapa
kutipan ayat tentang gunung yang mungkin bikin kita berpikir atas
kebesaran-Nya:
1. "Dan telah Kami jadikan di bumi ini
gunung-gunung yang kokoh supaya bumi itu (tidak) goncang bersama
mereka..." (Al Qur'an, 21:31)
2. "Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu
sebagai hamparan?, dan gunung-gunung sebagai pasak?" (Al Qur'an, 78:6-7)
3. "Dan telah Kami jadikan di bumi ini gunung-gunung
yang kokoh supaya bumi itu (tidak) goncang bersama mereka..." (Al Qur'an,
21:31)