Showing posts with label writing. Show all posts
Showing posts with label writing. Show all posts

Blogging Lagi: Like Workout dari Nol & Konsep Organizing


Tulisan


Sudah beberapa hari blogging lagi. Setelah direview-review, seperti ketika dulu rutin workout sekarang tidak. Gimana tuh? Ya ketika sebelumnya rutin workout, otot terlatih, terbiasa latihan dengan intensitas maupun kekuatan sama atau dinaikkan. Ketika off, dan memulai kembali, kita start dari kekuatan dan intensitas awal, bukan dari waktu terakhir latihan, apalagi jika jedanya sangat lama.



Begitupun dengan blogging ataupun khususnya membuat tulisan. Dulu bisa lancar jaya, bikin-bikin tulisan dengan nyaman. Tidak begitu ada yang mengganjal ketika dibaca ulang. Namun kini, baca ulang tulisan, kok serasa ada yang mengganjal ya, kok serasa ada yang kurang. Oh ternyata typo, oh ternyata ada repetisi penggunaan kata, ataupun cedera-cedera kalimat lainnya. That’s why perlu konsistensi exercise nulis, meski sedang buntu, meski sedang sibuk. Sehingga turut menjaga skill kepenulisan di batas minimal, syukur-syukur bisa ditingkatkan dari hari ke hari. We should remember that, we can die, but not with our creation, it's still alive.


Setelah direview, sebenarnya kita juga berlatih membuat sesuatu yang terstruktur dan sistematis ketika membuat tulisan. Membuat kerangka berpikir kita terlihat jelas dan jernih. Karena akan terasa nganunya, ketika tulisan itu tidak terstruktur. Terlihat gesrek bisa juga. Terlihat kondisi ketidakjernihan pikiran dan atau perasaan kita. Kalo dulu sempet dicoacing sih, memang perlu men-draft tulisan terlebih dahulu, mencari informasi, baru kemudian membuat artikel dan merevisi-revisi ataupun proofing tulisan. Barulah menjadi tulisan yang siap publish.


Dari segi ide tulisan, sebenarnya banyak gagasan-gagasan yang bisa dishare di public, karena tidak banyak yang tau gagasan itu, perlu ngulik dalem baru tau bahasan itu. Bisa dijadikan sumber tulisan pula. Nah, semoga konsisten membahas tema-tema yang unik itu. Tema-tema kekinian, yang muncul karena tuntutan keadaan yang seperti sekarang ini.


Teknis


Itu perihal tulisan. Sedangkan perihal teknis menataulang blog, bisa dikatakan lebih tercerahkan, karena ada basic coding HTML, meski kelasnya bisa digolongkan masih ecek-ecek (intro), pernah sih ada tugas besar membuat web, tapi belum sampai dikonekkan di internet. Tapi skill-skill dasar itu cukup untuk menjadi modal blogging. Jika dahulu (sewaktu SMA) hanya modal membaca tutorial kemudian dipraktikkan (tanpa kemampaun membaca bahasa pemrograman), sekarang, sedikit-sedikit bisa membaca code HTML yang ada di tema blogger.











Selain ada bekal coding HTML, perngulikan desain dan visual juga mendukung aktivitas blogging. Terbiasa dengan warna-warna match atau eye catching, membuat kita jadi lebih peka terhadap pewarnaan maupun tata letak. Termasuk unsur-unsur presisinya. Mungkin ini relate dengan konsep-konsep keindanan Marie Kondo juga atau konsep organizing. Dan mungkin selanjutnya bisa ngulik konsep blog minimalis. Agar pembaca bisa dengan lebih cepat mengakses yang ia butuhkan. Dan lebih nyaman diakses mata-mata visual (baca: orang-orang yang diberi kelebihan pada visualnya, sehingga lebih sensitive dengan apa-apa yang diterima mata).


Etapi ternyata ada beberapa yang tidak atau belum bisa ku ubah. Entah karena sudah fix bawaan tu template tema atau aku yang belum nemu codingan untuk mengubahnya. Dilihat gitu jadi potek hati, yang nampak kek mana, keinginan hati gimana. Tapi ya gimanaa, semoga lekas nemuin codingan pengubahannya deh yaa.


Itu sih, yang kutemui sementara ini, mungkin kamu ada pengalaman serupa? Drop your story below. Menarik untuk diperbincangkan. Memperbincangkan yang pasti-pasti, ya kan nganu juga kalo dihadapkan pada perbincangan yang penuh ketidakpastian. *eh! Hehe hehe

Readmore >>

#hijaberolahraga, So What ?

Hijab, tidak membuatku banyak beralasan ketika berolahraga. Yang rempong lah, ribet lah, gak nyaman lah, dst dsb. Karena hijab merupakan aturan yang sudah Tuhan paparkan pada kitab suci-Nya. Beragam olahraga outdoor pernah ku coba dengan hijab full dari kepala hingga ujung kaki. Dengan bawahan berupa rok. Kalo sekarang udah mending sih ada rokcel a.k.a rok celana, yang bikin lebih comfort saat perlu aktivitas ekstra (baca: mencak-mencak). Mulai dari stretching ringan, berenang (eh celup-celup di air aja sih haha), tracking, badminton, gowes, jogging, mountenering, susur pantai, outbond, hingga susur sungai. Ada beberapa orang yang ngingetin perihal penggunaan rok, khawatir kalo berbahaya untuk aktivitas semacam itu, namun aku acuh saja. Kawanku pun sewaktu naik gunung juga pernah diingetin oleh orang lain perihal pemakaian rok dia, tapi ya di-iya-in aja, dan masih setia dengan rok, dan alhamdulillah ndak ada kendala hingga kini.

Menjadi tertutup secara fisik bukanlah penghalang untuk melakukan olahraga. Karena mukmin yang kuat lebih disukai daripada mukmin yang lemah. Apalagi kini banyak ragam aktivitas pembentukan karakter yang dilakukan dengan (olahraga) outdoor. Pun keseimbangan hidup bisa dicapai salah satunya dengan teratur berolahraga. Sehat jiwa, mental, dan fisik. Olahraga pun berguna untuk memperbaiki mood atau bisa menjadi moodboster dikala mood kita chaos.

Itu beberapa olahraga outdoor ya. Sedangkan untuk yang indoor atau di dalam ruang, ada beberapa senam, excercise, dan workout yang bisa kita lakukan. Bersama-sama ataupun sendirian. Banyak video maupun tutorial yang bisa kita unduh di internet maupun bertebaran di media sosial untuk kita praktikkan. Ada hal lucu yang pernah ku alami sewaktu mencari pakaian yang comfort  untuk olahraga indoor ini. Aku coba ke penjual pakaian. Ku pilih-pilih baju yang sebut saja kurang bahan. Lantas mbaknya terbengong-bengong, sewaktu melihatku yang berpakaian tertutup memilih baju kecil lengan pendek yang ketat. Melihat reaksi itu, ku jelaskan pada mbaknya bahwa baju yang ku pilih akan kugunakan untuk senam.

Itu cerita ku seputar hijab dan olahraga. Kuy gengs ikuti event Hijaberlari dengan link pendaftaran bit.ly/hijaberlari, barangkali kita beruntung. Aamiin ya Allah. 

Info Kegiatan

Tracking

Celup-celup bahagia

Gowes

Mountaineering

Badminton

Memandu cahbocah stretching ringan

Readmore >>

Nulis buat Coping & Katarsis

Bismillaah.

Hi Guys, salam kenal semua. :D Namaku Masdhiana. Sekarang sedang menempuh studi S1 di salah satu negeri universitas di Semarang. Saya mengambil jurusan yang sedang menjadi jurusan favorit masa kini.

Passion saya ialah menulis. Kenapa saya sangat passionate di bidang ini? Karena saat kecil saya tersentuh dengan sebuah nasihat, “Ikatlah ilmu dengan menuliskannya.” Jadi semenjak itu saya menuliskan pelajaran/ hikmah yang saya peroleh dari kehidupan ini. Saya menuliskan hikmah dari hal baik maupun buruk. Karena sejatinya hikmah itu akan senantiasa bermunculan dengan otak kita yang senantiasa diasah. J

Selain itu, dari sebuah penelitian dikatakan bahwa “Menulis itu bisa sebagai sarana relaksasi atau cara berekspresi untuk mengurangi stress yang kita hadapi.” Ketika kita beranjak dewasa, problem kehidupan yang kita rasai semakin banyak, menumpuk, dan kadang kita bingung bercerita pada siapa. Alhasil, sebagian dari kita memercayakan karyanya di media diam, seperti dunia maya atau buku diary.

Prinsip yang saya pegang dalam dunia kepenulisan ialah “Menulislah dengan hati dan edit dengan rasio.” Kenapa? Karena kita perlu menyampaikan hikmah-hikmah itu dengan perasaan, di sisi lain kita perlu mengeditnya menggunakan rasio kita. Rasio yang dimaksudkan di sini ialah rasio berupa logika atau paradigma (cara berpikir).   

Saya termasuk seseorang dengan karakter melankolis, sehingga saya sering menanti sempurna untuk berniat melakukan sesuatu. Seperti dalam bidang kepenulisan ini. Saya sudah meng-karyakan diri saya sejak SD. Apa yang saya lakukan? Yang saya lakukan ialah membuat pantun-pantun, puisi, prosa, curhat di diary, curhat berhikmah di dunia maya, dan menuliskan semua perasaan yang saya rasakan atau pemikiran yang ber-seliwetan di perputaran otak saya.

Hingga sekarang ini, saya memiliki sekitar 10-an diary dan 5-an blog. Kenapa saya memiliki 5-an blog, karena saya aktif mengikuti kegiatan/ organisasi. Sehingga setiap blog memiliki genre yang berbeda, meskipun terlihat agak sama. Di sana saya sharing mengenai keilmuan saya (IT), mengenai bidang yang ingin saya pahami (riset dan bisnis, karena saya ber-amanah di lembaga Research and Business Undip), mengenai keyakinan yang saya anut, cerita galau, cerita geje, dan hal bermanfaat lainnya.

            Saya ingin mencoba mendeskripsikan diary saya. Ketika saya buka-buka lagi, saya tertawa-tertawa sendiri membaca tulisan saya yang begitu polos. Saat SD saya menulis pantun-pantun. Saat SMP saya menuliskan kisah-kisah merah jambu saya dengan teman-teman SMP, katakanlah cinta monyet saya. Hahaha. Itu dulu ya. Selain itu, saya juga menuliskan visi dan misi hidup saya. Saat SMA saya menuliskan aktivitas-aktivitas yang saya lakukan, seperti aktif di organisasi dengan berbagai problematika yang saya hadapi saat itu. Pun saat kuliah, saya juga masih menulis diary, namun terkadang lebih sering menulis di jejaring social.

            Dengan menulis, saya benar-benar mendapatkan yang saya inginkan, yakni berupa penurunan stress, saya bisa mengambil hikmah dari perjalanan hidup saya, saya bisa berekspresi sesuai kodrat saya (wanita), dan saya ma(mp)u mengembangkan soft skill saya maupun hard skill saya di bidang kepenulisan ini.

            Ya kehidupan memang seperti ini, menuntut kita berkembang (progresif) dan realistis. Setelah menulis, harapannya ialah tercapai tujuan-tujuan di atas. Itu pentingnya kita menentukan tujuan sebelum kita berjalan. Ketika kita sudah memiliki tujuan, barulah menemukan passion, dan kemudian menikmati proses dalam perjalanan itu. Hadapi, hayati, dan syukuri. J
Readmore >>

^^ Meracik Makanan Bergizi, Resep dari yang Pernah Mengalami/ Mengetahui/ Mengilmui ^^

Bismillah...

Karena pengalaman penyusun yang kurang memadai dalam menghadapi hidup ini, maka penulis ingin belajar dari mereka yang pernah mengecap asam garam kehidupan. Penyusun ini menyusun *haiah* kain perca yang berserakan menjadi karya yang bisa dinikmati/ digunakan. Penyusun ini meracik makanan bergizi bagi mereka yang membutuhkan (terutama, biasanya untuk penyusun sendiri sih, agar tak terjerembab pada kesalahan yang pernah dilakukan sebelumnya dan sesuai titah Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam agar kita belajar sebelum berucap dan bertindak). =)


Hmm, jadi begini pemirsa *Emang nonton apa? hhe* (ini masih dalam otak sih, insyaAllah dalam proses realisasi, hhe. Unntuk saat ini yang udah penyusun lakukan ialah nyari bahan dan persetujuan, hhe, belum sampe pengolahan), dalam menjalani kegiatan atau sesuatu penyusun ingin belajar dulu gimana seluk beluknya, gimana teorinya, dan gimana seharusnya, jadi ntar pas action kita dah ngeh harus bertindak gimana dan seperti apa. Ya mungkin sih ada jarak antara teori dan praktik, gak Cuma mungkin bahkan banyak jaraknya, tapi penyusun pengen berusaha untuk belajar, hhe. Agar bisa sinkronlah teori dan praktiknya gimana. Pengennya gitu, tapi entah apa yang terjadi kelak. Nah jika ada gesekan, kita kan bisa belajar membenahi kekurangan, kesalahan, hambatan dan rintangan yang pernah dilakukan, minimal untuk pembelajaran diri sendiri, sukur-sukur orang lain bisa nimbrung menikmati pembelajaran itu (gretongan, hhe).

Ini penyusun lakukan juga karena “Ikatlah ilmu dengan menuliskannya.” dan jika penyusun telah tiada karna kefanaannya namun karyanya masih ada di dunia yang mungkin bisa menjadi amal jariyah, yang bisa sedikit menolong penyusun ^_^


Mumpung ada waktu luang juga, kenapa gak dimanfaatkan untuk senantiasa belajar.  Mumpung masih dikasih kesempatan untuk belajar, kenapa tidak dipergunakan sebelum kita terjun ke kancah peperangan =) *Hoalah, malah make aji mumpung <= ^^V*

Buat senantiasa belajar nulis juga, agar skill ini senantiasa terasah dan tidak lapuk termakan rayap-rayap usia. “Practice make perfect” => meski gak ada yang perfect di dunia ini, selain Ia. =)

Oya, penyusun mengambil bahan-bahan yang ada dari mereka-mereka yang pernah mengalami/ mengetahui/ mbah Google juga -mungkin- dan selanjutnya penyusun masak. ^^

Jadi.... sebenarnya antara isi dan judul sinkron gak ya(?) Hhe, judulnya menerangkan tentang ide untuk menyusun karya dari pengalaman/ ucapan orang lain/ mbah Google juga -mungkin-, eee isinya malah kenapa penyusun melakukan penyusunan karya tersebut (upss... tersebut maksudnnya ^^). Disambung-sambungin aja ya, kan jaringan luas (haiah, malah semakin ngaco ^^V)

Ini dulu ya, agar kita senantiasa bisa memantau input, processing, dan output diri kita. Jadikan saat ini sebagai inkubasi agar kita bisa naik ke tingkat yang lebih tinggi dari sebelumnya. Ada progresslah dan semoga gak stagnan bahkan mengalami penurunan atau malahan terjun bebas, semoga tidak terjadi pada kita.

Udah ya, biar topiknya gak ke mana-mana, sebelum ke mana-mana kita cukupkan sampai di sini saja, hhe.

-Alhamdulillah, meski lelah menyapa, tapi tulisan ini tetap tersaji untuk pembaca. 05082012-




Readmore >>

^^ BERBAGAI HAL YANG BISA MENGISPIRASI KITA UNTUK MENULIS –KHUSUSON MENULIS DI BLOG- ^^

Bismillah.. Kawan, mungkin di antara kita ada yang bingung ya mau nulis apa, gag ada inspirasi, gak ada masukan, tidak ada ide, dan seabreg asalan lainnya yang bisa-bisa menyendat pengeluaran karya dari otak kita. Nah, kali ini penulis ingin menyebutkan sumber-sumber ide/ inspirasi penulis untuk membuat tulisan/meng-update blog ini:
  1. Firman Allah, sabda Rasul, mutiara salafush shalih. Penulis ingin sekali menghasilkan karya-karya yang benar-benar bermanfaat. Dengan pemahaman rendah dan berharap ada orang lain yang mengoreksi pemahaman kita.
  2. Perkataan orang-orang besar, sukses, penemu, dan sejenisnya.
  3. Perkataan orang di sekeliling kita. Sabahat, teman, ortu, dkk.
  4. SMS. Tentunya sms yang benar-benar berisi. Pertanyaan teman ataupun jawaban lawan sms kita bisa kita jadikan sumber ide.
  5. TV. Meski banyak mudharatnya, kadang tv juga mengalirkan informasi yang bermanfaat yang bisa kita share ke orang lain melalui tulisan.
  6. Web/blog lain. Kadang berkunjung ke blog/web lain memacu keinginan menulis juga dengan opini yang hampir sama, ataupun dengan penambahan, serta pengurangan.
  7. FB. Fesbuk menjadi sumber inspirasi karena kadang memang berisi betul tulisannya, kita ingin menuangkan di web dengan posting/comment d fb.
  8. Chatting. Nah, penulis pernah ni menemui tulisan yang berisi chating pengarang dengan temannya, yang berisi motivasi kalo gak salah.
  9. Pengalaman pribadi, orang sekitar, maupun orang luar. 
10. Rewrite/copas buku/artikel. Ada juga nih, seseorang yang membaca buku kemudian dia tulisakan kembali dengan bahasanya. Bisa berwujud penceritaan kembali bisa juga kayak resensi gitu. Kalau copas, sebaiknya dicantumkan sumbernya, itukan amanah ilmiah. Dan sebaiknya untuk para blogger copas bisa kita lakukan dengan penambahan-penambahan. Hhe kalo ini baik versi google. Cause search engine menyukai karya yang orisinil. Allahu a’lam deh.
  11. Bisa juga pelajaran sekolah/kuliah. Penulis dulu waktu sebelum ulangan harian, materinya penulis tulis di blog, hhe kalau ini penulis menyalin yang hafalan, bukan materi hitungan. Hhe. Contohnya sosiologi, jadi besoknya ulangan gitu udah lancer nulisnya.
 Apa lagi ya?? Untuk teman-teman yang punya sumber lain, silakan dituliskan. Untuk memperkaya ide ini. Hhe..
Readmore >>

♥ BAHASA (TU)LISAN: USE AND DISUSE ♥

Bismillah.. Judul di atas memuat pengertian antara bahasa lisan dan tulisan. ^^ membicarakan dua hal tersebut penulis teringat teori Lamarck dalam bab Bioteknologi-genetika, penulis bukan seorang yang berpemahaman seperti itu, karena penulis percaya bahwa pencipta kita adalah Allah ta’ala ya termaktub dalam surat al mu’minun ayat 12-13.
Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Suci lah Allah, Pencipta Yang Paling Baik.
Penulis hanya ingin menguti istilahnya saja. Yup, use and disuse. Digunakan atau tidak. IMO, ya seperti itulah antara bahasa tulisan dan bahasa lisan. Ketika kita sering melatihnya maka kita akan berkembang. Untuk bahasa tulisan bisa dilatih dengan sesuai perkembangan zaman. Hhe, maksud penulis begini, untuk saat ini ada beragam jejaring social, nah kita bisa memanfaatkan social networking itu untuk menambah kemampuan kita dalam bidang tulis menulis. Kita bisa sms, nah fasilitas ini bisa kita gunakan untuk mengembangkan kemampuan kita merangkai kata dalam bahasa tulisan hlo. Tapi bukan dengan sekedar sms monoton bin klasik kayak Cuma Tanya udah makan belum, udah mandi belum. Bukan kek gitu cuy, but dengan bertanya jawab, minta/memberi saran, memotivasi, dlsb. ^^ dengan sms 2-3-4 layar insyaAllah juga akan mengembangkan kemampuan kita dalam bidang ini. Ada juga blog, dlsb-lah. Yang penting kita bisa memanfaatkan kemudahan-kemudahan ini untuk sesuatu yang positif. Sedangkan untuk bahasa lisan juga seperti itu, akan tereksplorasi jika kita benar-benar banyak cuap-cuap (hhe contoh kalimat tidak efektif). Keduanya akan kentara kok. Tapi, kita jangan hanya mengambil dari satu sisi saja dan menyimpulkan dengan tergesa-gesa. Seseorang atau apapun kan memiliki kelebihan dan kekurangan, hanya Dia saja; Allah ta’ala yang Maha Sempurna. #teringatperkataanteman ^^ Mungkin seseorang itu tidak mudah untuk merangkai bahasan tulisan, namun subhanallah dia pandai untuk memanfaatkan lisannya dengan sesuatu yang diridhai-Nya. Mungkin dia seorang pendiam, namun jemarinya pandai mengungkap apa-apa yang bermanfaat. Mungkin tidak dalam keduanya, kurang dalam bahasa lisan maupun tulisan, namun padai dalam hal lain. Mungkin pandai keduanya alis balance. Ya itulah yang kumaksudkan di sini dan semua juga tergantung kita kok. =) seperti potongan ayat 11 surat ar ra’d ini.
…Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri…
إِنَّ اللَّهَ لا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ
Readmore >>

^^ Let's Reading And Writing; Benefits of Them ^^

Bismillah Hay Friends, my hobby is reading and writing. And know, i wanna ask you to like them. Because of they are very useful for us. But, before it, i wanna tell you my brief story. Previously, i wasn’t like reading. But my neighbour lent his books for me. It was magazines. Okay, i read it. I read one by one the page. He lent me islamic book. One day, after i visited PMI Wonogiri, i had found a small bookstore. I interested to visit there. I bought a book After that, i often visits there. From there, my hobby was developed. From a megazine, i found an article which discussed about blogging; an activity to explore our talent in writing. I tried to make a blog. I had a blog in February 2009. I wrote my ideas, opinions, stories, etc. Until now i am a blogger. Why we should like reading and writing? I want to share my ideas with you. ^^ We should like reading because: 1. With reading, we can know everything. We can open the window of world by reading books. 2. We feel poor of knowledge, so that it make us keep searching. 3. What we read, it will determine us five years again. 4. It is positive activity which can develop our selfs to positive things. 5. Input=output. If we often read a good books, we will be a good person. ^^ We should like writing because: 1. With writing, we can explore our ability. 2. Next day if we die, what we white will not die. 3. We can useful for another people.
Readmore >>

Let's Write And Read

membaca dan menulis merupakan 2 aspek yang ada di bahasa INdonesia. namun, para remaja kurang berminat pada 2 aktivitas ini. mereka lebih menyukai aktivitas melihat dan berbicara. hmm, padahal dengan keduanya banyak manfaat yang bisa diperoleh. dapet ilmu, dapet temen (hehe ini mah membaca comment orang lain di status teman, langsung di add deh,,), menambah keterampilan, menambah kreativitas, mengisi waktu luang... ets lanjutin sendiri ya... but, kita juga kudu selektif dalam memilih bacaan,pilihlah bacaan yang bermanfaat. kalo masih suka baca yang kurang manfaat, kurangi dikit-dikit. dengan membaca kita jadi bisa menulis. kamsutnya kalo info2 udah kita serap, kita bisa menuangkannya dalam bentuk tulisan. menulislah dari hal-hal yang kecil dulu, tak usah muluk-muluk, misalkan menulsi tentang keadaan atau curhat (di tempat yang aman tentunya). nah, dengan berjalannya waktu dan giatnya kita menulis pasti tulisan kita jadi tambah bagus. juga diimbangi dengan aktivita membaca hal2 yang bermanfaat. keep spirit,, keep blogging, keep writing *smile*
Readmore >>

Bahasa Baku nan Kaku, Bahasa Gaul nan Amburadul..

Bismillah.. (renungan bagi diri sendiri dan orang lain, penulis netral) Kau rasakan tak? Bahwa bahasa kita terlalu bebas. Bahasa kita serasa bebas tanpa batas, bahasa kita hanya dibatasi pada saat pelajaran bahasa kita, bahasa Indonesia. Iya bukan? Lihat saja bahasa Arab, salah sedikit salah, lihat saja bahasa Mandarin, salah sana beda makna, lihat saja bahasa Inggris, salah 1 huruf salah, lihat saja bahasa Latin, salah sedikit salah, tapi……… begitu ironis dengan bahasa kita, kita bisa seenaknya, seenak dengkul sendiri mengurangi ataupun menambah kata dalam huruf itu. Disebut bahasa SMSlah, bahasa gaullah, etc.. Penggunaan bahasa yang sesuai dengan kaidah bakunya dianggap kaku, penggunaan bahasa seenak gue bisa menyalahi aturan. Apa bahasa suatu bangsa menunjukkan karakter penduduknya ya?? Hmm,, Penggunaan bahasa yang baku kadang kita malas membacanya, penggunaan bahasa yang luwes (tak begitu baku) bisa membuat pembaca bisa membaca dengan mengalir, so kita seharusnya gimana? Aha,,,… bersikap pertengahan?? Up to you…
Readmore >>

jika karya Anda tanpa seizin Anda...

Bismillah “ Ukhty, bagaimana perasaan atau sikap Anda?? Jika suatu hari Anda membuat suatu karya –dengan tulisan dokter- namun karya itu tak terurus sehingga Anda meletakkannya begitu saja entah di mana. Nah, suatu hari setelah Anda membaca beberapa larik di media cetak skala local Anda “merasa” bahwa itu merupakan karya Anda. Sedangkan Anda tak punya bukti otentik untuk menunjukkan bahwa itu karya Anda, karena sikap “sembrono” Anda.” Kurang lebih begitu Cerita seorang siswi kepada temannya. Hanya kesal di dada yang ia rasa, namun tak ada yang bisa ia perbuat selain menerima. Apa yang Anda dapat dari sepenggal keluh di atas?? Hmm, mari kita telisik. Penjiplakan untuk dikomersilkan tanpa seizin penulis bukannya bisa dikenai pasal UU hak cipta? Apakah harus disertakan dalam suatu karya UU itu? _silakan menjawab_ Hadapi perkara ini dengan kepala dingin, sholat bisa menjadi alternative untuk menemukan solusi yang bisa ditempuh. Mungkin ada yang bereaksi geram setelah membaca artikel itu, bertanya-tanya apa yang harus ia lakukan, diam seribu bahasa namun menyesakkan dada ato menuntut tanpa dalil yang bisa mengakibatkan orang akan menuduhnya sebagai orang yang ngaku-ngaku. Telitilah dulu sebelum bertindak, Allah memberi sentilan ini, untuk apa sentilan ini, apakah sentilan tak bermakna atau memiliki kandungan yang bisa kita ambil manfaatnya? Dari kisah di atas kita bisa melihat kesalahan penulis, apa?? Yakni ia tak terlalu merawat karyanya, hingga karya itu terpampang di media cetak baru sekonyong-konyong ia kesal dan geram. Seharusnya penulis selalu menyertakan namanya dalam setiap karyanya sehingga bila karya itu terjatuh di suatu tempat, dipungut orang, orang lain menilai karya itu bagus dan tertarik memasukkan dalam media cetak orang itu bisa izin ke kita sebelumnya kalau karya itu akan dimasukkan ke media cetak. Selalu arsipkan karya yang kita buat. Ya itu nampaknya yang bisa kita ungkap, bila ada yang lain bisa ditambahkan. Sedangkan usul saya tolong selalu dicantumkan nama penulis dalam suatu karya melainkan jika orang itu tak mau bisa ditulis nama penanya atau noname dan jika dirasa dengan menyebut nama sang penulis dikhawatirkan pembaca enggan menerima kebaikan yang ada di dalamnya karena yang nulis si fulan maka sebaiknya tidak dicantumkan tak apa-apa dengan seizin penulis tentunya. Hmm, ternyata hal sepele, juga dadi gawe (membuat pekerjaan, Jawa). Ada yang bisa diambil dari sini, bagi yang belum ngeh cerita ini bisa jadi pelajaran, namun bagi yang sudah handal dalam bidang kepenulisan ini bisa ditambahkan dalam koleksi cerita-cerita kepenulisannya. Semoga bermanfaat. Keep writing!! Silakan berkomentar… jazakumullahu khoiron, semoga perempuan itu bisa lebih berhati-hati dalam berkarya dan bisa mengikis dan bahkan membuang sikap sembrononya itu.
Readmore >>

Jalan Panjang Kepenulisan dan Manfaatnya

Bismillah..

Kesabaran dibutuhkan untuk meraih sebuah cita-cita merupakan hal yang mustahil jika kita ingin meraih cita-cita kita sedangkan kita hanya berleha-leha dan tak sabar menanti sang durian runtuh. Berpangku tangan dan santai (maksudnya terlalu santai) juga bukan hal yang bagus untuk meraih cita-cita. Diperlukan pengorbanan, di saat yang lain bersenang-senang namun kita mau terbenam dalam sebuah pengorbanan. Ingatlah, bahwa sesuatu yang diperoleh dengan berkorban itu akan lebih berkesan.

Dalam hal ini penulis mau membahas hal ini menjadi hal yang lebih spesifik, yakni meraih cita-cita sebagai penulis. Penulis, bukanlah suatu cita-cita yang mudah untuk dilakukan, menulis juga bukanlah hal yang sulit untuk dilakukan, silakan Anda akan memilih mindset yang mana.

Jika kita ingin bisa, nampaknya pilihan kedua menjadi opsi kita. Menulis itu gampang, ya menulis itu gampang, kita tinggal menungkapkan apa yang kita fikirkan, apa yang kita kerjakan, apa yang kita rasakan dalam sebuah karangan, untuk awal-awal karangan bebas dulu lah, tanpa memperhatikan panjang atau pendek.
 
Seperti yang pernah penulis sampaikan, janganlah memikirkan apa yang akan kita tulis, jangan pernah, karena hanya akan menjadikan kita bingung, tapi tulislah keadaan di sekitar kita, yang kita rasakan, yang kita lakukan, atau yang kita fikirkan. Untuk bisa menjadi penulis yang lancar menulis jangan tertingggal oleh kita untuk menuangkan pemikiran atau pikiran kita, melalui diary misalnya, jangan hanya cukup dengan menulisi tamat sebuah buku diary tapi membutuhkan beberapa (more than one) buku diary yang musti kita isi.

Segera tangkap dengan cermat setiap hal yang keluar dari alam fakir kita, jangan lama-lama untuk membiarkannya begitu saja, keburu hilang nantinya. Tak beda dengan ucapan, banyak hal yang bisa kita tuliskan, uneg-uneg, curhat, pengalaman, how to, dsb. (Hehe tapi perhatikan pula tempat kita menuliskannya, jangan sembarangan menulis, fikir ulang apakah ini pantas ditulis di sini atau tidak) Dari pengalaman yang penulis alami (ehem), menulis itu bisa melegakan perasaan, bisa membangkitkan semangat, bisa merubah emosi, dsb bi idznillah (dengan seizing Allah) tentunya.

 Menulis, sebuah profesi yang nampak geliat-geliatnya, namun hanya sebagian orang yang terjun ke dalamnya, ayo kita jadi penulis sebelum lowongan untuk menjadi penulis berkurang. O iya, dengan menulis menjadi abadilah karya kita dengan catatan tidak kita cabut tulisan tersebut . Tulisan tetap hidup dan menambah pahala (just for tulisan yang positif) meski jasad kita terbujur kaku di liang lahat.

Sudah siap jadi penulis?? Ayo gerakkan jari jemari kita untuk menghasilkan karya-karya berisi bukan sekedar tong kosong berbunyi nyaring. Keep writing and blogging!!
Readmore >>

ikatlah ilmu dg menuliskannya

"Qiyadul 'ilma bil kitaabah." ikatlah ilmu dg menuliskanx,,sbuah hikmah yg tak henti m'supp0rtku untuk menjadi penulis,penulis apapun-insyaALLAH yg p0sitif-. Sbuah hikmah yg tak luput d fikirku ketika aku malas mencatat. Sbuah hikmah yg ingin kudengungkan hingga menggema ke seluruh pel0s0k negeri(cielah,upu tenand??) sebuah hikmah yg menempaku menjadi sese0rang yg ingin slalu bkreasi b'in0vasi dg kata2,mengutak-atiknya menjadi suatu yg indah. Al Qur'an-pun tak lepas menginspirasiku,,menginspirasi tuk menjadi penyusun kata2 yg unik,apik wa menggelitik,,,d akhir ayat ada persamaan bunyi;rima/sajak,uniklah... Aku mungkin bukan se0rang yg pandai merangkai kata membentuknya menjadi sesuatu yg mempes0na mungkin juga bukan si cerdik merajut jalinan huruf menjadi sesuatu yg urut wa runtut mungkin juga bukan si manis jembatan anc0l(apalagi,,haha ng0c0l) back t0 t0pik n suasana mungkin bukan jg si cerdas membangun pilar asa dlm larik,bait,paragraf ato apalah. Tp aku ingin mewujudkanx mulai dr dulu,lusa,kemarin,skrg n akn dtg insyaALLAH.. ALLAHU AKBAR!
Readmore >>