Bismillah
Sabtu, 27 April 2013 merupakan salah satu pengalaman
yang tidak terlupakan, karena saya berhasil motoran dari Solo ke Semarang(+-2,5
jam) dan begitu sebaliknya(+-4 jam). Rencananya kami ingin berangkat jam 5,
namun qodarullah ternyata jam tangan Angga sedang bermasalah, sehingga kami
dari Semarang sekitar jam 5.30. kami memilih motoran karena risiko waktu, kami
tidak ingin waktu kami banyak terbuang di jalan sedangkan kami bisa
meminimalisasi waktu di jalan. Alhamdulillah cukup lempeng, karena kami
berangkat pagi juga, kecepatan sampai Tengaran sekitar 80-90 km/jam, namun
qodarullah motor Angga sedikit bermasalah, sehingga kami berjalan sekitar 70-80
km/ jam.
Kami perwakilan dari R’nB Undip (Reseach & Business
Universitas Diponegoro) ada 4 orang (padahal qutanya 3 orang :D ^^V). 4 orang
itu ialah saya(Masdhiana IF Undip 2011), Nabila (Statistika Undip 2012), Airlangga (Akuntansi Undip 2011),
dan Sigit (Teknik Mesin Undip 2011). Sigit sudah berangkat pada H-1, sedangkan
kami motoran bertiga dari Semarang. Nabila nebeng saya.
Semarang, Salatiga(lewat Ring Road), Tengaran, Ampel,
Boyolali, Mojosongo, dan Solo :D Alhamdulillah, Alhamdulillah sampai Solo,
setelah itu kami tanya rute-rute ke UNS. Alhamdulillah sampai UNS(sekitar jam 8)
:D Dan kami menuju NHIC (Nurul Huda Islamic Center) karena acaranya di Ruang
Seminar NHIC.
Saya SMS Ayik(kenalan pas Pengmas di Jember), karena
agak lama, jadi saya langsung ke TKP. Dan yang saya lihat pertama kali ialah
Ayik. Hhe. Senang rasanya berjumpa kawan seperjuangan di Lengkong. Kami ngobrol,
perkenalan, dan registrasi. Setelah masuk ke ruang, kami memutuskan untuk
melihat masjid NH yang baru itu, subhanallah, bagus euy. Gak seperti NH yang
dulu, hhe. Ya iyalah kan udah direnov.
Setelah itu, kami ngobrol sama anak UNS, melaksanakan
misi kami untuk nyari link, hhe.
Jam 9.25 AM acara dimulai. Acara ini dimulai dengan
perkenalan orang yang tidak seberuntung kita. Cerita bahwa ia harus bekerja
untuk menghidupi dirinya (dan ibunya). Agak jleb juga, bapaknya bilang “Dia
hidup di atas perjuangan dia sendiri(nyari duit sendiri), nah kamu?” *huft,
menunduk*
Setelah itu ada sambutan ketua yang diwakilkan ke wakil
ketua(karena sang ketua sendang mengikuti acara beasiswa aktivis nusantara)
yakni mas Agus Suroso. Masnya berkata bahwa di ingin ketika pulang kita membawa
sesuatu dan bisa berbuat sesuatu.
Momod (moderator): Mira Hartanti (Biologi FMIPA UNS
2011)
Materi 1: Membangun Bangsa dari Desa (Dhian Nurma
Wijayanti)
Seperti biasa, ada pemaparan tentang populasi
Indonesia, angka kemiskinan, pemuda, pengangguran terdidik, dan sejenisnya.
Mimpi #1: Masa Depan Indoensia Ada di Daerah.
Seperti kata pak Sutanto, bahwa kekayaan itu bak
piramida terbalik. Yakni posisi teratas diduduki (*?? hhe*) oleh pejabat,
setelah itu ada high class, ada middle class, dan ada lowest class.
Nah, kenapa judulnya kek gitu? Karena memang sumber
daya alam Indonesia itu ada di daerah. Kita butuh pasir, kembalinya ya ke daerah.
Kita butuh gamping/ batu kapur ya ke daerah Karts itu juga di daerah.
Mimpi #2: Meritocracy based leadership.
Tantangan: pemuda yang berkarya.
Setelah itu, ada empat kuadran. Di kuadran 1 ada usaha social,
kuadran 2 ada perusahaan komersil, kuadran 4 ada kegiatan social tradisional,
sumbu x ada dampak sosling, dan sumbu y ada potensi profit.
Kemudian mbak Dhian bertanya apa maksud sociopreneur.
Nah, di sini mbak Dhian menjelaskan ada 3 tahapan untuk sociopreneur,
yakni:
1.
Rekayasa research
2.
Value add
3.
Rekayasa market.
Beliau memberi contoh dengan memutar video mentornya
yakni mbak Sonia(kalau gak salah, hhe). Contohnya:
Ditanya, apa potensinya? <= sabun.
Uniknya apa? Pasar bisa menerima kalo produk direkayasa
gimana? Sabun mengandung bahan-bahan yang bermanfaat.
Rakayasa market gimana? <= ada edukasi atau story
telling via reseller.
Sociopreneur itu kewirausahaan dari berbagai disiplin ilmu (interdisipliner) dan menyelesaikan persoalan masyarakat serta bagaimana masyarakat mau menerima.
Coba saya masukkan referansi lain:
Sociopreneur adalah perwujudan jiwa entrepreneurship, namun tidak hanya berorientasi pada keuntungan, tetapi juga berusaha untuk membantu dan mengembangkan masyarakat sehingga masyarakat tersebut dapat menjadi masyarakat yang mandiri. (terakhir diakses dari https://www.youngontop.com/notes/let-s-switch-the-bow-to-be-sociopreneur- pada Selasa, 30 April 2013)
Kunci sociopreneur:
1.
Senangi
2.
Kerja keras
3.
Tim yang menguatkan
Beliau juga mencontohkan sociopreneur yang beliau
lakukan di Purworejo yakni Ikan Sidat. Ternyata ikan sidat itu memiliki DHA
tinggi dan omega. Harga awal 9k, namun di tangan beliau menjadi 150k.
Kalau entrepreneur itu untuk keuntungan sendiri, nah kalo
sociopreneur itu untuk kesejahteraan masyarakat.
Beliau(dan kami –setelah diceritain-) terkesima dengan
duri laut, yang dijadikan kripik duri laut, itu namanya technopreneur.
Beliau juga menjelaskan tentang Loop thinking. Beliau mengambil
case di Lembang, yang terkenal kan wmawarnya tuh. Mawar yang tangkainya panjang
dijual, nah yang tidak bertangkai gimana nasibnya? Itu dijadikan sabun, minyak
wangi, dan hand & body. Promosi by online.
Materi 2: Indrawan Yepe
Menurut saya, beliau lebih menjelaskan ke praktik (apa
yang ada di lapangan). Beliau membukan dengan mengibaratkan pustaka/teori itu
seperti batang pohon, belum begitu berguna, nah kalau sudah menjadi mimbar,
menjadi kursi barulah ia berguna.
Mendidik tentang ekonomi kerakyatan ialah dimulai dari
diri sendiri dan menantang diri untuk berkontribusi.
Kemudian beliau menutup dengan beberapa ayat. Salah duanya
ialah:
“Dia yang mematikan & menghidupkan”“Dia-lah yang memberikan kekayaan dan kecukupan”
Nah, gak usah resah, Allah udah ngasih kecukupan ^_^
Setelah itu, ada sesi Tanya jawab. Hmm, subhanallah
dari universitas lain, jam terbang tentang socioprenuernya udah lumayan,
lumayan tinggi :D langsung jawabannya aja ya, hhe.
Point-pointnya untuk melaksanakan sociopreneur ialah:
1.
Jangan menggurui masyarakat
2.
Tanyakan, di sini ada masalah apa? Bapak ibu
butuh bantuan apa?
3.
Live in(tinggal di sana) 1 bulan.
4.
Kenalan.
5.
Masyarakat butuh teladan.
6.
Ambil hatinya.
7.
Mengubah karakter masyarakat tidak mudah.
8.
Lakukan 3 tahan tadi. Untuk rekayasa market
bisa cari investor atau cari market, ada CSR, ada sedekah bank/ BUMN juga.
9.
Mengubah mindset <= percantik packaging.
Contoh: Pasar Ngarsopura, expo, UNS Sunday market (oleh masyarakat UNS), dan
UGM Sunday Market (oleh preman).
10. Baca
=> tulis => aksi
11. Desa
binaan => focus ke adik-adik, untuk orang tuanya bisa diajak sociopreneur
juga.
12. Level
mahasiswa itu kritis (batang pohon) => solutif (punya cabang) =>
pengambil peluang (punya buahnya).
13. Berikan
power, bukan force.
14. Membina
sehingga binaan juga membina serta ada pendelegasian.
15. Pemimpin
=> mencetak pemimpin baru, bukan follower.
16. Kontribusi
itu untuk orang lain, dedikasi itu untuk Allah.
17. Bukan
seberapa banyak yang kamu berikan, tapi seberapa cinta yang kau beri.
18. Membina
=> carilah yang menantang dan konsistenlah!
19. Pikirkan
betul tindakanmu.
Itu yang saya dapat, hhe. Setelah itu ada ishoma. Nah,
Angga khawatir kalo kami pulang sore maka akan semakin macet, kami memutuskan
untuk segera pulang. Namun, sebelum itu ada sharing dengan UNS dan Unnes di sekretariat
SIM UNS. Qodarullah, helm Angga hilang, dia beli helm deh. Karena cukup lama,
kami sholat ashar di NHIC UNS juga. Setelah itu barulah kami pulang.
Qodarullah saya sedikit nyerrempet Sigit (karena keknya
Sigit galau, hhe. Karena bus di depan Sigit tu ambigu, hhe). Kasian Nabila,
kakinya susah buat jalan. Kami melanjutkan perjalanan dan kami terpisah satu
dengan yang lain. Muter-muter dulu untuk sampai ke jalan rayanya. Di beberapa
titik ada kemacetan, karena ada perbaikan jalan itu. Subhanallah, di jalan kami
menerjang angina, yang membuat kami tergerak ke kiri atau kanan, harus
benar-benar menggunakan prinsip kapilaritas, beradu dengan truk besar, bus besar,
mobil, motor lain, melewati pinggir, sampe trotoar pun dilewati. Sungguh pengalaman
yang ruaar biasa, hhe. *Maklum rider amatiran*. Seru pokoknya, insyaAllah
meningkatkan skill motoran saya. Hhe.
Motoran itu soal bertindak(mengambil keputusan) cepat dan tepat serta rasa percaya diri untuk mengeksekusi.
Karena macet itu, perjalanan jadi sekitar 4 jam dengan kecepatan kalo gak macet sekitar 80-90 km/jam, dari
jam 3.30 sampai jam 7.30an.
Alhamdulillah, Allah masih memberi umur pada saya.