#IYDSemarang 2: Berkenalan, Gurdian Angel, Ship of Hope, Semangati, & Dialog sebagai Resolusi Konflik :)


Setelah talkshow, para peserta camp menuju ke Arsonia Guest House di Banyumanik. Setelah meletakkan barang di kamar masing-masing dan bersantap siang, kami berkenalan semuanya, pada jam 15.13 WIB. Saya pun mencatat nama-nama mereka, agar bila ditanyain saya bisa menjawab. Nama panggilan dan asal universitas mereka ialah:

1.       Anjela dari Fapet UGM
2.       Fajar dari Pendidikan Ekonomi Unnes
3.       Dian dari Unaki
4.       Khoi dari STAIN Salatiga
5.       Alif dari STAIN Salatiga
6.       Eggie dari Komunikasi Undip
7.       Nana dari Universitas Musthofa
8.       Diah dari HI UMY
9.       Purja dari UIN Sunan Kalijaga
10.   Didik dari Pendidikan Matematika Unnes
11.   Khafid dari UIN Sunan Ampel
12.   Arifudin dari Sastra Jawa Unnes
13.   Abdi dari Universitas Taruma Negara
14.   Ngar dari UIN Sunan Kalijaga
15.   Muftil dari alumni STAIN Kudus
16.   Ulfah dari HI Undip
17.   Alfa dari Fisika Undip

*Adakah yang belum tertulis? Hehehe. Untuk panitianya ada mbak Moyang, mbak Nata, mbak Ulya, dan mbak Esty. Setelah memperkenalkan diri, ada game mengingat kenalan yakni melempar sebuah gulungan kertas, yang mendapat lemparan itu maka ia wajib menyebutkan sejumlah nama teman-teman. Hehehe. 

Setelah berkenalan. Karena terasa agak riweh, maka panitia membentuk guardian angel (malaikat penjaga). Peserta diminta menuliskan nama dirinya sendiri dan mengumpulkan nama-nama itu kemudian semua peserta mengambil nama orang yang akan dijaga.  Yang dijaga tidak perlu mengetahui nama malaikat penjaganya. Setelah itu ada pra test, isinya ialah review talkshow dan tes psikologi.  

Setelah itu, kita diminta membuat “Ship of Hope”. Awalnya kita diminta untuk menuliskan sebuah kata sifat yang bisa menghantarkan kita sampai di tempat ini/ acara ini. Setelah semua mengumpulkan, maka potongan kertas itu diletakkan di atas sebuah kertas lebar, namun setelah digoyang-goyangkan kertas besarnya, maka kertas-kertas kecil itu bisa saja jatuh. Job kita ialah membuat agar kertas-kertas kecil itu tidak terjatuh, dengan peralatan: spidol, kertas besar, kertas kecil, solasi, dan gunting serta membuat kapal di sana. Setelah kami semua bekerjasama membuat, kami diminta untuk menerangkan kata yang kami tulis sebelumnya. Dalam pengerjaan job membuat kapal itu awalnya kami membuat lukisan kerangka kapal dengan menggunakan spidol, setelah itu kami menempel-nempel kertas kecil sesuai kerangka lukisan kapal. Namun qodarullaah ternyata masih ada celah-celah dalam kerangka lukisan sehingga kami menambahkan solasi-solasi di celah-d ituha, agar membentuk kerangka kapal. Alhamdulillaah bentuk kapal di atas kertas pun jadi dan ketika dikoyak maka kertas-kertas kecilpun tidak berjatuhan. Setelah itu kami membahas filosofi dibaliknya. Pendapat mbak Esty ialah sifat-sifat yang kita tulis itu seperti papan-papan kayu yang kuat yang bisa dijadikan perahu untuk melaju ke tempat tujuan. Hehehe. 

Setelah itu ada pembahasan kontrak belajar. Namun, belum kelar pembahasannya. Hehehe. Setelah Maghrib ada lecturing dengan Dr. Racelle. Awalnya kita diminta menuliskan tentang diri kita, 10 kata. Ibunya menyitir kisah Marteen Lutherking dan Mahatma Gandhi. Setelah itu sang ibu meminta kami secara bergantian menyebutkan salah satu karakter dan jika ada yang sama maka orang itu meletakkan tangannya ke atas lantai. Kemudian ibunya meminta kami menuliskan lima hal yang menarik (passion). Kita diminta melakukan hal yang serupa lagi (menyebutkan dan meletakkan tangan di atas lantai jika sama). 
Nah, maksudnya ialah: ternyata kita punya kesamaan-kesamaan minat dengan orang lain. Hal ini berguna untuk memahami orang lain. Kita buta secara fisik pada orang lain, namun kita tau karakter inti, dan saling menyemangati. :)

Pada malam harinya kegiatan diisi oleh Pak Anick H. T. Beliau mengisi tentang Dialog sebagai Resolusi Konflik. Beliau memberikan studi kasus. Jika Anda berjalan melewati lorong, Anda menemukan bayi, Anda dengan rumah warga berjarak lima meter, apakah yang akan Anda lakukan? Hahaha, ambigu sih. Antara menyelamatkan bayi dengan segera atau meminta pertolongan dengan segera. Silakan dibahas :D Dan jawabannya ialah berteriak kalo ada bayi, agar orang lain segera datang dan agar bayi tersebut terselamatkan. Kemudian beliau menjelaskan mengenai minoritas dan mayoritas. Majoritarianisme ialah sikap/ mental merasa jadi mayoritas, kita punya hal lebih (kekerasan dan diskriminasi pada yang lain). 

Oya, sebelum kami tidur ada presentasi pluralitas yang ada di sekeliling kita. kita presentasi urut sesuai hari lahir. Dan dari situ yang membuat lebih mengenal kalian. :D
 
Malam larut dan kami segera tidur. Zzzzzzzzz.  

Ditulis Oleh : asysya

Artikel #IYDSemarang 2: Berkenalan, Gurdian Angel, Ship of Hope, Semangati, & Dialog sebagai Resolusi Konflik :) ini ditulis oleh asysya pada hari Wednesday, 9 April 2014. Terimakasih atas kunjungan Anda pada blog ini. Kritik dan saran tentang #IYDSemarang 2: Berkenalan, Gurdian Angel, Ship of Hope, Semangati, & Dialog sebagai Resolusi Konflik :) dapat Anda sampaikan melalui kotak komentar dibawah ini.

:: Get this widget ! ::

0 komentar:

Post a Comment

Assalaamu'alaykum.. Teman-teman yang mengenal saya atau pun tidak, silakan memberikan komentar teman-teman mengenai blog ini. Demi perbaikan saya, ok? :)
Syukron wa jazakumullahu khoiron