Bismillaah
Apa kabar kawan? Hhe pasti semua jawab baik. Padahal tolok
ukur ‘baik’ satu orang dengan yang lainnya itu tak sama. Kali ini ,penulis
pengen share sedikit pengalaman penulis. Hhe. Karena Unit Kegiatan Mahasiswa
yang penulis ikuti lagi butuh dana dan ada penugasan LKMM DT ju, maka jadilah
penulis mengadakan danus (dana usaha). Awalnya ya biasa, terpikir dengan kawan
lainnnya untuk melakukan itu, yakni jualan kue, nah, ada ide lain, yakni
meletakkan kue-kue itu di wisma kawan. Nah, untuk awalan penulis ke tempat
penjualan kue yang (kalo diitung-itung) ya cukup mahal, margin keuntungan Cuma 200-300.
Ada kekurangan, pasti ada kelebihan. Kelebihannya udah disediain tempatnya dan
rasa tahu baksonya lebih enak. Putar otak, penulis nyoba ke tempat lain. Yang margin
keuntungannya 500, meski tanpa disediakan tempat kue, alhasil belilah kami
tempat itu (kardus box). Eh ternyata di kost penulis ada tempat kue :D
Alhamdulillaah, jadilah pake tempat itu.
Hmm, tiap pagi penulis udah ngedrop makanan itu ke wisma dan
ke temen. Awalnya berangkat jam 6, tapi karena kita langsung ambil barang di
TKP (tanpa disiapin packing) jadilah jam 5an penulis ambil makanan itu. Hhe. Penulis
ditemani adik tingkat yang kontrakannya dekar dengan kost penulis. Dari satu
wisma ke wisma lain, nganter adik tingkat itu, dan nganter kue ke anik tingkat
lain trus bareng ke kampus. Hmm Lucu juga sih jadi kurir kue. Jadi tau betapa
gak mudah dapet duit itu. Mikir juga, tukang sayur yang effortnya segitu dengan
karyawan kantoran/pegawai yang kek gitu. Dari pengalaman itu, ada beberapa hal
yang penulis petik:
1.
Jelaskan aturan main. Maksudnya di sini ialah
clearkan untuk harga danusnya, jumlah danusnya, trus untuk yang ditaruh di
wisma, ditulis ada @1500 dan lebih baik lagi kalo dikasih tempat untuk wadah
uang.
2.
Adakan kesepakatan. Kesepakatan di sini ialah
antara yang dititipi dan sang kurir sepakat yang dititipi mau ambil berapa. Usahakan
yang dititipi memprediksi makanan apa saja yang disukai dan jumlahnya berapa. Jadi
makanannya tepat sasaran dan habis.
3.
Jangan hanya semangat danus, perhatikan untung
ruginya juga. Maksudny, kita usaha kan pengen untung (semua orang juga tau). Jangan
sampe effort yang kita lakukan sama aja antara yang melakukannya dan yang
tidak. Seumpama ada tempat yang kurang support untuk jualan di situ, ya pindah
aja atau dikurangi jualannya. Perhitungkan cost, effort, tenaga, dll dengan laba
yang diperoleh. Kalo laba lebih banyak ya silakan teruskan, kalo tidak yang
dipikir ulang aja untuk jualan di sana. Kan tujun kita cari laba, di samping
melatih skill dan memperluas jaringan, hhe.
4.
Buat laporan keuangan. Biar kentara tu laba dan
ruginya, dibikin aja laporan keuangannya. Biar kita tau juga seberapa
kemampuan/ daya beli temen-temen kita pas hari X. jadi ada deskripsi untuk suatu hari (misal) dan
ada prediksi kira-kira di suatu hari X jualan berapa biji. Evaluasi tiap hari.
5.
Value add. Jangan lupa bawa plastic dan tissue
kalo jualan gorengan, hhe.
6.
Semangat untuk nawarin. Jangan malu, namanya
pengusaha, ya harus PD untuk promo atau menawarkan barang, hhe.
7.
Lakukan upaya antisipatif. Kasih tau temen yang
kita titipi, kalo pas sore danusnya masih banyak, tolong hubungi kita. Biar ada
antisipasi penjualan danus itu. Yang semoga masih tetep untuk dan makanan juga
masih layak konsumsi.
8.
Siap-siap aja punya uang yang banyak dengan
nominal yang kecil. Hhe.
Apa lagi ya? Hhe. Silakan
menambahi. Subhanallaah banget, pagi udah keluar nganter danus, malem rapat
sampe jam 10an. Semoga berkah dan ada banyak pelajaran yang bisa dipetik.
0 komentar:
Post a Comment
Assalaamu'alaykum.. Teman-teman yang mengenal saya atau pun tidak, silakan memberikan komentar teman-teman mengenai blog ini. Demi perbaikan saya, ok? :)
Syukron wa jazakumullahu khoiron