MENYELAMI INDAHNYA 'MUTIARA KEHIDUPAN BERNAMA ILMU' DAN BELAJAR

Assalaamu’alaykum… Gimana punya kabar sobat Figur? Semoga selalu dalam kondisi syukur atau sabar atau sabar dan syukur. Kan perkara seorang mukmin itu amat menakjubkan, jika ia mendapat kesulitan, kesukaran, penyakit maka ia bersabar,sedangkan jika ia mendapat nikmat maka ia bersabar. Sobat, kini Figur nongol lagi ingin berbagi ke Anda semua agar lebih semangat buat belajar. kita tau banyak dari kita yang down (semangatnya) dengan masalah belajar. Kita menganggapnya sebagai sesuatu rutinitas yang harus kita jalani yang amat membosankan bin menyebalkan,, padahal kalau kita kaji ulang belajar merupakan suatu hal yang menyenangkan. Kalau kita kaji lebih dalam mengenai belajar maka kita akan semangat menjalaninya dan bangga sebagai pelajar/mahasiswa yang benar, bukan ogah-ogahan gitu. Daripada banyak caz ciz cuz,mending kita langsung ke TKP. Hanya orang-orang berilmu Sobat, telah termaktub dalam al qur’an kalau orang yang paling takut sama Allah ta’ala itu hanya orang-orang berilmu. Ya secara mereka kan yang paling banyak mengkaji ilmu-ilmu Allah so dalam qolbu mereka terdapat rasa takut, takut akan siksa dan berharap akan rahmat-Nya. Ni ayatnya,
“Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya hanyalah orang-orang yang berilmu.” (QS. Faathir [35] : 28).
Kan ditinggikan derajatnya Bisa dilihat dalam kehidupan sehari-hari kalau orang yang berilmu akan lebih “wah” daripada yang nggak berilmu.
“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kalian dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.” (Qs. Mujadillah: 11)
Ada banyak kalimat-kalimat motivator yang bisa kita kenang agar kita bertambah semangat menuntut ilmu:
“Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui” (Qs. Az Zumar: 9)
“Barang siapa yang Allah kehendaki kebaikan pada dirinya, maka Allah pahamkan dia tentang masalah agama.” (HR. Bukhari Muslim)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda, “Barang siapa meniti suatu jalan untuk mencari ilmu, maka Allah mudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim) “Sesungguhnya para malaikat benar-benar meletakkan sayapnya kepada orang yang mencari ilmu, karena ridha terhadap apa yang dicarinya.” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah)
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda dalam sebuah hadits yang diriwayatkan di dalam Shahihain dari Abu Musa radhiyallahu ‘anhu, “Sesungguhnya perumpamaan wahyu yang diberikan Allah kepadaku yang mencakup petunjuk dan ilmu adalah seperti air hujan yang turun membasahi bumi. Sehingga ada di antara tanahnya yang bisa menerima air dengan baik dan bisa menumbuhkan berbagai macam rumput dan tanam-tanaman. Dan ada juga tanah yang keras dan hanya bisa menampung air saja sehingga dengan perantaranya Allah memberikan kemanfaatan bagi orang-orang. Mereka bisa minum, memberikan minum pada ternak serta menyirami tanah pertanian. Akan tetapi, ada juga tanah yang keras dan licin sehingga tidak bisa menampung air dan juga tidak bisa menumbuhkan rumput-rumputan. Demikian itulah perumpamaan orang yang paham dalam agama Allah serta memberikan manfaat bagi orang lain dengan ilmu yang diturunkan Allah kepadaku, dia berilmu dan juga mengajarkan ilmunya, serta perumpamaan orang yang sama sekali tidak mau memperhatikan ilmu tersebut serta tidak mau menerima petunjuk Allah yang Allah mengutusku dengan membawanya.”
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang menceritakan bahwa beliau pernah bersabda, “Sesungguhnya Allah tidak akan mencabut ilmu secara tiba-tiba dari hati-hati manusia. Akan tetapi Allah mencabut ilmu itu dengan cara mencabut nyawa para ulama satu demi satu. Sampai datanglah suatu saat ketika tidak ada lagi orang yang alim maka orang-orang pun mengangkat para pemimpin yang bodoh-bodoh. Maka mereka pun ditanya tentang berbagai masalah, kemudian merekapun berfatwa tanpa ilmu. Sehingga mereka sendiri sesat dan juga menyesatkan orang lain.” (HR. Al Bukhari dan Muslim di dalam kedua kitab Shahih mereka dari hadits Abdullah bin Amr bin Al ‘Ash radhiyallahu ‘anhuma)
“Keutamaan ilmu lebih baik daripada keutamaan ibadah, dan agama kalian yang paling baik adalah al-wara’ (ketakwaan).” [Hadits Hasan, at-Tirmidzi no. 2322]
Imam Az Zuhri rahimahullah berkata : ”Seandainya ilmu ‘Aisyah dikumpulkan dan dibandingkan dengan ilmu seluruh wanita, maka ilmu ‘Aisyah lebih afdhal.”
Keutamaan Ilmu
Menuntut ilmu wajib bagi muslim laki-laki dan perempuan. Allah mengajar manusia dengan perantara tulis baca. Muslim yang satu dengan yang lain adalah saudara. Perhatikanlah apa yang diucapkan dan janganlah memperhatikan siapa yang mengucapkan. Ilmu itu bagaikan binatang buruan, tulisan adalah pengikatnya. Ilmu tanpa diamalkan bagaikan pohon yang tidak berbuah. Ilmu adalah sebaik-baik warisan. Tuntutlah ilmu sejak dari ayunan sampi ke liang lahat. Menuntut ilmu pada waktu kecil bagaikan mengukir di atas batu. Menuntut ilmu setelah dewasa bagaikan mengukir di atas air. Waktu lebih berharga daripada emas. Membaca adalah guru yang terpandai dalam setiap ilmu. Barang siapa tidak mencintai ilmu, maka tidak ada kebaikan padanya. Tidak ada harta yang paling menguntungkan daripada ilmu. Tidak ada barang simpanan yang lebih bermanfaat dari ilmu. Tidak ada kedudukan yang lebih tinggi daripada akhlak. Bencana ilmu itu adalah lupa. Penyesalan di kemudian hari bagi mereka yang malas. Sebaik-baik teman duduk di setiap waktu adalah buku. Ilmu itu kemuliaan yang tak ternilai harganya. Kalaulah baukan karena ilmu niscaya manusia seperti binatang. Orang yang berilmu itu mulia walaupun masih muda. Orang bodoh itu hina walaupun sudah tua. Katakanlah yang benar walaupun pahit. Ilmu tanpa agama adlah buta. Agama tanpa ilmu adalah hampa. Ilmu tanpa budi adalah kerapuhan jiwa. Ilmu itu penting, namun harga diri adalah lebih penting. Tidak ada istilah kenyang untuk ilmu. Semakin banyak menuntut ilmu, maka akan merasa semakin bodoh. Keutamaan seorang ‘alim atas ahli ibadah seperti keutamaan bulan purnama daripada seluruh bintang-bintang.
Itu tadi kalimat-kalimat mutiara yang penulis copas dari banyak sumber. Harusnya dengan kalimat-kalimat itu kita bisa terlecut untuk menambah terus perbendaharaan ilmu kita. Ilmu dunia maupun ilmu akhirat, namun yang lebih wajib yakni ilmu akhirat. Janganlah putus (stop) dari belajar karena dengan senantiasa belajar syaraf-syaraf otak kita akan senantiasa terhubung. Dulu penulis pernah diberi wejangan(baca:nasihat) oleh bapak guru kalau pisau itu sering diasah maka akan semakin tajam untuk memotong daging(atau apalah), begitu pula otak kita yang membutuhkan asupan ilmu-ilmu yang bermanfaat. Kita semua punya potensi, potensi yang rata-rata sama, namun hanya orang-orang pililhan-Nyalah yang Dia beri kecerdasan di atas rata-rata. Nah potensi itulah yang seharusnya kita asah dan kembangkan menjadi sesuatu yang wah. Kita punya 1 trilyun sel saraf, yang dengannya –katanya- kita bisa ”menghafal” 5 ensiklopedi. Hmm,, subhanallah, betapa besar karunia-Nya pada kita. 2 faktor mempengaruhi semangat kita untuk belajar, faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal mencakup kemauan dari dalam diri kita untuk semangat belajar, yang mana faktor internal ini didukung oleh faktor eksternal yang meliputi lingkungan, keluarga, teman sepermainan, dan masyarakat. Hendaknya kita mencari lingkungan yang kondusif yang menjadikan kita pribadi-pribadi yang senantiasa rindu belajar. Bukan dengan menjauhi teman-teman yang berlabel negatif melainkan hendaklah kita menjadikan teman-teman kepercayaan kita itu orang-orang yang baik dan mempunyai semangat belajar yang tinggi. Di zaman yang serba mudah ini, seharusnya menjadikan kita lebih banyak menyerap ilmu-ilmu. Dengan kemajuan di bidang teknologi dan pengetahuan ini seharusnya menjadikan kita insan-insan yang mulia pembangun bangsa. Dengan kejujuran, kearifan, kebijaksanaan, keteguhan, dan sifat-sifat baik lainnya. Apa gunanya peralatan canggih yang hanya kita gunakan untuk membuang-buang uang kita, yang hanya menghasilkan sampah-sampah tak berguna. Uang dan usia kita terlalu berharga hanya untuk membuang tiap detik kita untuk hal yang tidak bermanfaat. Betapa sungguh kasihan bangsa ini jika hanya dipenuhi insan-insan bobrok, amanah dikhianati, berita-berita negatif banyak beredar, dan sebagainya. Mau apa jadinya jika seperti ini. Tidakkah kita berfikir?? Kita punya otak yang bisa digunakan untuk memikirkan tanda-tanda kekuasaan-Nya. Kerusakkan sudah terjadi. Kita melihat setiap hari ada saja berita-berita menyedihkan dengan negeri ini. Namun apa yang bisa lakukan, apakah kita hanya akan menambah daftar hitam kelamnya negeri ini. Tidak kan, maka sebagai insan yang terpelajar, pembelajar, dan gemar belajar selayaknya kita menikmati profesi kita, meski –jika kelak- kita sudah tua. Karena belajar itu kita lakukan dari buaian hingga akhir hayat. Mau jadi apa negeri ini jika kita gemar nyontek, gemar nggak memperhatikan penjelasan dosen, gemar mbolos, gemar dan gemar negatif lainnya. Bagaimana? Otak Anda sudah mendidih? Ubun-ubun Anda sudah hangat? Dari telinga Anda muncul asap? Hmmm, kalo iya sekarang saatnya kita buktikan, kalo kita pelajar yang mencintai profesi kita, setulus hati, kita bangga dan berusaha bermanfaat untuk orang lain tentang ilmu yang kita punyai. Keep spirit! Keep istiqomah! Keep reading! Keep writing! Keep smile! Keep istiqomah! Bangsa kita telah haus dengan berita-berita bagus yang menakjubkan dan generasi mendatang yang sukses gilang gemilang. Kita ini tunas yang siap dipupuk dan dikembangkan. Dan marilah kita pupuk dan kembangkan diri kita tuk selalu gemar belajar dan belajar.. -Teriring senyum manis dari saudarimu di bumi Allah ta’ala-

Ditulis Oleh : asysya

Artikel MENYELAMI INDAHNYA 'MUTIARA KEHIDUPAN BERNAMA ILMU' DAN BELAJAR ini ditulis oleh asysya pada hari Saturday 12 June 2010. Terimakasih atas kunjungan Anda pada blog ini. Kritik dan saran tentang MENYELAMI INDAHNYA 'MUTIARA KEHIDUPAN BERNAMA ILMU' DAN BELAJAR dapat Anda sampaikan melalui kotak komentar dibawah ini.

:: Get this widget ! ::

0 komentar:

Post a Comment

Assalaamu'alaykum.. Teman-teman yang mengenal saya atau pun tidak, silakan memberikan komentar teman-teman mengenai blog ini. Demi perbaikan saya, ok? :)
Syukron wa jazakumullahu khoiron