Adab- Adab Penuntut Ilmu

Bismillaah

Adab- Adab Penuntut Ilmu

Disampaikan oleh ustadz Sholihin, Rabu, 9 Oktober 2013 di Albarokah, Semarang.

Tanda-tanda ilmu yang bermanfaat:
1.       Seseorang beramal dengan ilmunya.
o   Ilmu tanpa amalan => pohon yang tidak berbuah. Untuk apa pohon disirami tapi tidak menghasilkan buah(?)
o   Dari Rasulullaah => Alqur’an bisa menjadi hujjah baginya (ketika seorang itu mengamalkan) atau sebaliknya (tidak diamalkan) maka Allaah mencelanya.
o   Salah satu dari tiga orang yang pertama kali diadzab ialah orang yang mencari ilmu supaya dikatakan orang berilmu (alim).
o   Orang yang punya ilmu tanpa diamalkan => amat besar murka Allaah. Kalian mengatakan perkara tapi kalian tidak melakukannya.
o   Tidak punya ilmu => musibah <= punya ilmu, tidak diamalkan.
2.       Seorang penuntut ilmu, dia benci mensucikan dirinya, memuji diri sendiri, dan sombong.
o   Ilmunya tinggi => merasa lebih dari yang lain atau paling tinggi dari yang lain => ilmunya tidak bermanfaat.
o   Menge-judge => selain dia jika menyelisiih dia => salah (X)
3.       Semakin bertambahnya tawadhu’nya hamba. Tidak menjadikan dia berbanggga, tapi dia merendah.
4.       Dia lari meninggalkan dari cinta kedudukan/ ketenaran/ cinta dunia.
o   Penuntut ilmu yang sudah lamapun sering terjangkiti hal ini
o   Kedudukan itu tidak hanya pangkat, jabatan, tapi bisa jadi disebut-sebut namanya/ disebut sebagai murid terbaik/ syuhroh.
o   Tau kadar diri => tawadhu’
o   Ibnul Qoyyim => penting untuk tau kadar diri (siapa kita, seberapa besar ilmu kita).
o   Belum pasti yang banyak pengikut itu di atas al haq.
5.       Meninggalkan ucapan (agar disebut) “orang berilmu”, dia tawadhu’, mengatakan bodoh atau jauh dari ilmu.
o   Harus ikhlas. “saya gak tau apa-apa” => biar dikatakan rendah hati. è Perangkap setan itu lembut.
6.       Seorang senang berprasangka buruk pada dirinya.
o   Bukan su’udzon pada yang lain.
o   Tuduhlah diri kita.
o   Berprasangka baik pada manusia.
o   Senang su’udzon pada manusia, dirinya diberi sangkaan yang baik (X)

~to be continued~
7.        
8.        
9.        
Readmore >>

Kurir Kue & Jamaah Danusiyyah

Bismillaah

Apa kabar kawan? Hhe pasti semua jawab baik. Padahal tolok ukur ‘baik’ satu orang dengan yang lainnya itu tak sama. Kali ini ,penulis pengen share sedikit pengalaman penulis. Hhe. Karena Unit Kegiatan Mahasiswa yang penulis ikuti lagi butuh dana dan ada penugasan LKMM DT ju, maka jadilah penulis mengadakan danus (dana usaha). Awalnya ya biasa, terpikir dengan kawan lainnnya untuk melakukan itu, yakni jualan kue, nah, ada ide lain, yakni meletakkan kue-kue itu di wisma kawan. Nah, untuk awalan penulis ke tempat penjualan kue yang (kalo diitung-itung) ya cukup mahal, margin keuntungan Cuma 200-300. Ada kekurangan, pasti ada kelebihan. Kelebihannya udah disediain tempatnya dan rasa tahu baksonya lebih enak. Putar otak, penulis nyoba ke tempat lain. Yang margin keuntungannya 500, meski tanpa disediakan tempat kue, alhasil belilah kami tempat itu (kardus box). Eh ternyata di kost penulis ada tempat kue :D Alhamdulillaah, jadilah pake tempat itu.

Hmm, tiap pagi penulis udah ngedrop makanan itu ke wisma dan ke temen. Awalnya berangkat jam 6, tapi karena kita langsung ambil barang di TKP (tanpa disiapin packing) jadilah jam 5an penulis ambil makanan itu. Hhe. Penulis ditemani adik tingkat yang kontrakannya dekar dengan kost penulis. Dari satu wisma ke wisma lain, nganter adik tingkat itu, dan nganter kue ke anik tingkat lain trus bareng ke kampus. Hmm Lucu juga sih jadi kurir kue. Jadi tau betapa gak mudah dapet duit itu. Mikir juga, tukang sayur yang effortnya segitu dengan karyawan kantoran/pegawai yang kek gitu. Dari pengalaman itu, ada beberapa hal yang penulis petik:

1.       Jelaskan aturan main. Maksudnya di sini ialah clearkan untuk harga danusnya, jumlah danusnya, trus untuk yang ditaruh di wisma, ditulis ada @1500 dan lebih baik lagi kalo dikasih tempat untuk wadah uang.
2.       Adakan kesepakatan. Kesepakatan di sini ialah antara yang dititipi dan sang kurir sepakat yang dititipi mau ambil berapa. Usahakan yang dititipi memprediksi makanan apa saja yang disukai dan jumlahnya berapa. Jadi makanannya tepat sasaran dan habis.
3.       Jangan hanya semangat danus, perhatikan untung ruginya juga. Maksudny, kita usaha kan pengen untung (semua orang juga tau). Jangan sampe effort yang kita lakukan sama aja antara yang melakukannya dan yang tidak. Seumpama ada tempat yang kurang support untuk jualan di situ, ya pindah aja atau dikurangi jualannya. Perhitungkan cost, effort, tenaga, dll dengan laba yang diperoleh. Kalo laba lebih banyak ya silakan teruskan, kalo tidak yang dipikir ulang aja untuk jualan di sana. Kan tujun kita cari laba, di samping melatih skill dan memperluas jaringan, hhe.
4.       Buat laporan keuangan. Biar kentara tu laba dan ruginya, dibikin aja laporan keuangannya. Biar kita tau juga seberapa kemampuan/ daya beli temen-temen kita pas hari X.  jadi ada deskripsi untuk suatu hari (misal) dan ada prediksi kira-kira di suatu hari X jualan berapa biji. Evaluasi tiap hari.
5.       Value add. Jangan lupa bawa plastic dan tissue kalo jualan gorengan, hhe.
6.       Semangat untuk nawarin. Jangan malu, namanya pengusaha, ya harus PD untuk promo atau menawarkan barang, hhe.
7.       Lakukan upaya antisipatif. Kasih tau temen yang kita titipi, kalo pas sore danusnya masih banyak, tolong hubungi kita. Biar ada antisipasi penjualan danus itu. Yang semoga masih tetep untuk dan makanan juga masih layak konsumsi.
8.       Siap-siap aja punya uang yang banyak dengan nominal yang kecil. Hhe.

 Apa lagi ya? Hhe. Silakan menambahi. Subhanallaah banget, pagi udah keluar nganter danus, malem rapat sampe jam 10an. Semoga berkah dan ada banyak pelajaran yang bisa dipetik. 
Readmore >>