Assalaamu’alaykum wr…
Tulisan ini dibuat untuk memenuhi tugas bahasa Indonesia yaitu untuk memberi tanggapan 2 topik.
TOPIK 1. PERKEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN TELEKOMUNIKASI MEMBERI DAMPAK BURUK TERHADAP PERKEMBANGAN REMAJA.
Saya sependapat dengan topik pertama, contohnya internet, dari data yang saya peroleh ada 2 pemicu ditentangnya internet:
1. Adanya sugguhan-sugguhan yang bernada pornografi. Bahwa sugguhan itu tidak hanya bias diakses oleh orang dewasa tapi juga remaja dan anak-anak yang berusia 10-12 tahun pun bias. Setelah mereka melihat, mereka merasa terpikat untuk melakukan hal yang sama.
2. Adanya game online. Bahkan game online ini dampaknya bias mengalahkan dampak playstation yang dulunya pernah ditentang oleh berbagai kalangan. D. Pratama. Din (penulis artikel di atas) mengatakan pernah menjumpai remaja di Padang pada malam hari yang sedang bertualang di dunia maya, bahkan ada pula yang hingga pagi dini hari. Waktu yang seharusnya meraka gunakan untuk belajra dan beristirahat untuk menyiapkan sekolahnya esok hari bias terkalahkan dengan adanya internet. Dari artikel(data) tersebut saya juga menjumpai manfaat internet, yakni seseorang bias mengakses informasi secepat-cepatnya, bagi saya-sebagai seorang pelajar- internet sangat berguna, untuk mendapatkan informasi, membantu mengerjakan tugas seperti ini, dan bias juga untuk meningkatkan khasanah keilmuan kita. Dari data-data yang dipaparkan maka dapat ditarik simpulan, bahwa internet itu bias merugikan sekaligus menguntungkan, tergantung bagaimana seseorang memperlakukannya. Namun jika dipakai sudut pandang secara luas, internet itu lebih banyak mudharatnya daripada manfaatnya bagi perkembangan remaja.
TOPIK 2. PEMERINTAH SEHARUSNYA MELARANG PENAYANGAN PROGRAN ACARA ANAK-ANAK PADA WAKTU JAM BELAJAR SISWA.
Saya juga setuju pada topic ini. Banyak remaja dan anak-anak menghabiskan waktu belajar di depan televise, sebagian ada yang belajar sambil melihat tv, dan ada pula yang dengan terang-terangan melihat tv tanpa memegang buku. Kadang bahkan sering ortu menasihati anak, namun anak sulit beranjak menjauhi tv. Pada waktu itu mereka seharusnya belajar tapi karena sinetron dan atau tayangan lain membuat mata mereka lengket pada tv. Saya menemui artikel, dalam artikel tersebut memaparkan bahwa penayangan tv pada jam belajar bias menjadi media pembodohan. Kira-kira betul apa betul?? Dari artikel tersebut juga dijelaskan bahwa tingkat sumber daya manusia Indonesia berada di bawah Malaysia, Filipina, dan India, salah satu faktornya adalah penayangan tv pada jam belajar. Kira-kira ya apa iya? Walaupun setelah menonton tv dia belajar, maka bias dikatakan belajarnya kurang optimal. Pasti dia sudah lelah dan yang bergelayutan dipikirannya pasti bagaimana episode selanjutnya. Memang benar topic di atas. Seharusnya pemerintah melarang penayangan program acara anak-anak pada jam belajar siswa. Tapi, adakah cara lainnya sehingga anak itu bias belajar dari acara yang ditonton? Ada dunk! Yaitu dengan mengisi jam-jam belajar dengan tayangan-tayangan pendidikan. Jika si anak tidak mau menonton ya kita bersyukur karena mereka harus belajar. Tapi kalau mau menonton ya bersyukur, selain mereka menonton tv mereka juga bias belajar. Kan sekarang juga sudah banyak kaset-kaset pendidikan, kaset pelajaran, atau stasiun tv yang memang menyediakantayangan pendidikan misalnya tve. Mungkin ini bias menjadi sarana alternative bagi orang tua yang menginginkan anaknya mau belajar. Dampak negative banyak menonton tv adalah dia akan menjadi manusia audio visual, dia lebih suka menggunakan penglihatan dan pendengaran untuk menangkap suatu arti daripada dengan membaca. Dan dia akan menjadi malas membaca.
Maroji’: www.swaramuslim.com
TOPIK 1. PERKEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN TELEKOMUNIKASI MEMBERI DAMPAK BURUK TERHADAP PERKEMBANGAN REMAJA.
Saya sependapat dengan topik pertama, contohnya internet, dari data yang saya peroleh ada 2 pemicu ditentangnya internet:
1. Adanya sugguhan-sugguhan yang bernada pornografi. Bahwa sugguhan itu tidak hanya bias diakses oleh orang dewasa tapi juga remaja dan anak-anak yang berusia 10-12 tahun pun bias. Setelah mereka melihat, mereka merasa terpikat untuk melakukan hal yang sama.
2. Adanya game online. Bahkan game online ini dampaknya bias mengalahkan dampak playstation yang dulunya pernah ditentang oleh berbagai kalangan. D. Pratama. Din (penulis artikel di atas) mengatakan pernah menjumpai remaja di Padang pada malam hari yang sedang bertualang di dunia maya, bahkan ada pula yang hingga pagi dini hari. Waktu yang seharusnya meraka gunakan untuk belajra dan beristirahat untuk menyiapkan sekolahnya esok hari bias terkalahkan dengan adanya internet. Dari artikel(data) tersebut saya juga menjumpai manfaat internet, yakni seseorang bias mengakses informasi secepat-cepatnya, bagi saya-sebagai seorang pelajar- internet sangat berguna, untuk mendapatkan informasi, membantu mengerjakan tugas seperti ini, dan bias juga untuk meningkatkan khasanah keilmuan kita. Dari data-data yang dipaparkan maka dapat ditarik simpulan, bahwa internet itu bias merugikan sekaligus menguntungkan, tergantung bagaimana seseorang memperlakukannya. Namun jika dipakai sudut pandang secara luas, internet itu lebih banyak mudharatnya daripada manfaatnya bagi perkembangan remaja.
TOPIK 2. PEMERINTAH SEHARUSNYA MELARANG PENAYANGAN PROGRAN ACARA ANAK-ANAK PADA WAKTU JAM BELAJAR SISWA.
Saya juga setuju pada topic ini. Banyak remaja dan anak-anak menghabiskan waktu belajar di depan televise, sebagian ada yang belajar sambil melihat tv, dan ada pula yang dengan terang-terangan melihat tv tanpa memegang buku. Kadang bahkan sering ortu menasihati anak, namun anak sulit beranjak menjauhi tv. Pada waktu itu mereka seharusnya belajar tapi karena sinetron dan atau tayangan lain membuat mata mereka lengket pada tv. Saya menemui artikel, dalam artikel tersebut memaparkan bahwa penayangan tv pada jam belajar bias menjadi media pembodohan. Kira-kira betul apa betul?? Dari artikel tersebut juga dijelaskan bahwa tingkat sumber daya manusia Indonesia berada di bawah Malaysia, Filipina, dan India, salah satu faktornya adalah penayangan tv pada jam belajar. Kira-kira ya apa iya? Walaupun setelah menonton tv dia belajar, maka bias dikatakan belajarnya kurang optimal. Pasti dia sudah lelah dan yang bergelayutan dipikirannya pasti bagaimana episode selanjutnya. Memang benar topic di atas. Seharusnya pemerintah melarang penayangan program acara anak-anak pada jam belajar siswa. Tapi, adakah cara lainnya sehingga anak itu bias belajar dari acara yang ditonton? Ada dunk! Yaitu dengan mengisi jam-jam belajar dengan tayangan-tayangan pendidikan. Jika si anak tidak mau menonton ya kita bersyukur karena mereka harus belajar. Tapi kalau mau menonton ya bersyukur, selain mereka menonton tv mereka juga bias belajar. Kan sekarang juga sudah banyak kaset-kaset pendidikan, kaset pelajaran, atau stasiun tv yang memang menyediakantayangan pendidikan misalnya tve. Mungkin ini bias menjadi sarana alternative bagi orang tua yang menginginkan anaknya mau belajar. Dampak negative banyak menonton tv adalah dia akan menjadi manusia audio visual, dia lebih suka menggunakan penglihatan dan pendengaran untuk menangkap suatu arti daripada dengan membaca. Dan dia akan menjadi malas membaca.
Maroji’: www.swaramuslim.com
0 komentar:
Post a Comment
Assalaamu'alaykum.. Teman-teman yang mengenal saya atau pun tidak, silakan memberikan komentar teman-teman mengenai blog ini. Demi perbaikan saya, ok? :)
Syukron wa jazakumullahu khoiron