Bismillah..
Kesabaran dibutuhkan untuk meraih sebuah cita-cita merupakan hal yang mustahil jika kita ingin meraih cita-cita kita sedangkan kita hanya berleha-leha dan tak sabar menanti sang durian runtuh. Berpangku tangan dan santai (maksudnya terlalu santai) juga bukan hal yang bagus untuk meraih cita-cita. Diperlukan pengorbanan, di saat yang lain bersenang-senang namun kita mau terbenam dalam sebuah pengorbanan. Ingatlah, bahwa sesuatu yang diperoleh dengan berkorban itu akan lebih berkesan.
Dalam hal ini penulis mau membahas hal ini menjadi hal yang lebih spesifik, yakni meraih cita-cita sebagai penulis. Penulis, bukanlah suatu cita-cita yang mudah untuk dilakukan, menulis juga bukanlah hal yang sulit untuk dilakukan, silakan Anda akan memilih mindset yang mana.
Jika kita ingin bisa, nampaknya pilihan kedua menjadi opsi kita. Menulis itu gampang, ya menulis itu gampang, kita tinggal menungkapkan apa yang kita fikirkan, apa yang kita kerjakan, apa yang kita rasakan dalam sebuah karangan, untuk awal-awal karangan bebas dulu lah, tanpa memperhatikan panjang atau pendek.
Seperti yang pernah penulis sampaikan, janganlah memikirkan apa yang akan kita tulis, jangan pernah, karena hanya akan menjadikan kita bingung, tapi tulislah keadaan di sekitar kita, yang kita rasakan, yang kita lakukan, atau yang kita fikirkan. Untuk bisa menjadi penulis yang lancar menulis jangan tertingggal oleh kita untuk menuangkan pemikiran atau pikiran kita, melalui diary misalnya, jangan hanya cukup dengan menulisi tamat sebuah buku diary tapi membutuhkan beberapa (more than one) buku diary yang musti kita isi.
Segera tangkap dengan cermat setiap hal yang keluar dari alam fakir kita, jangan lama-lama untuk membiarkannya begitu saja, keburu hilang nantinya. Tak beda dengan ucapan, banyak hal yang bisa kita tuliskan, uneg-uneg, curhat, pengalaman, how to, dsb. (Hehe tapi perhatikan pula tempat kita menuliskannya, jangan sembarangan menulis, fikir ulang apakah ini pantas ditulis di sini atau tidak) Dari pengalaman yang penulis alami (ehem), menulis itu bisa melegakan perasaan, bisa membangkitkan semangat, bisa merubah emosi, dsb bi idznillah (dengan seizing Allah) tentunya.
Menulis, sebuah profesi yang nampak geliat-geliatnya, namun hanya sebagian orang yang terjun ke dalamnya, ayo kita jadi penulis sebelum lowongan untuk menjadi penulis berkurang. O iya, dengan menulis menjadi abadilah karya kita dengan catatan tidak kita cabut tulisan tersebut . Tulisan tetap hidup dan menambah pahala (just for tulisan yang positif) meski jasad kita terbujur kaku di liang lahat.
Sudah siap jadi penulis?? Ayo gerakkan jari jemari kita untuk menghasilkan karya-karya berisi bukan sekedar tong kosong berbunyi nyaring. Keep writing and blogging!!
Kesabaran dibutuhkan untuk meraih sebuah cita-cita merupakan hal yang mustahil jika kita ingin meraih cita-cita kita sedangkan kita hanya berleha-leha dan tak sabar menanti sang durian runtuh. Berpangku tangan dan santai (maksudnya terlalu santai) juga bukan hal yang bagus untuk meraih cita-cita. Diperlukan pengorbanan, di saat yang lain bersenang-senang namun kita mau terbenam dalam sebuah pengorbanan. Ingatlah, bahwa sesuatu yang diperoleh dengan berkorban itu akan lebih berkesan.
Dalam hal ini penulis mau membahas hal ini menjadi hal yang lebih spesifik, yakni meraih cita-cita sebagai penulis. Penulis, bukanlah suatu cita-cita yang mudah untuk dilakukan, menulis juga bukanlah hal yang sulit untuk dilakukan, silakan Anda akan memilih mindset yang mana.
Jika kita ingin bisa, nampaknya pilihan kedua menjadi opsi kita. Menulis itu gampang, ya menulis itu gampang, kita tinggal menungkapkan apa yang kita fikirkan, apa yang kita kerjakan, apa yang kita rasakan dalam sebuah karangan, untuk awal-awal karangan bebas dulu lah, tanpa memperhatikan panjang atau pendek.
Seperti yang pernah penulis sampaikan, janganlah memikirkan apa yang akan kita tulis, jangan pernah, karena hanya akan menjadikan kita bingung, tapi tulislah keadaan di sekitar kita, yang kita rasakan, yang kita lakukan, atau yang kita fikirkan. Untuk bisa menjadi penulis yang lancar menulis jangan tertingggal oleh kita untuk menuangkan pemikiran atau pikiran kita, melalui diary misalnya, jangan hanya cukup dengan menulisi tamat sebuah buku diary tapi membutuhkan beberapa (more than one) buku diary yang musti kita isi.
Segera tangkap dengan cermat setiap hal yang keluar dari alam fakir kita, jangan lama-lama untuk membiarkannya begitu saja, keburu hilang nantinya. Tak beda dengan ucapan, banyak hal yang bisa kita tuliskan, uneg-uneg, curhat, pengalaman, how to, dsb. (Hehe tapi perhatikan pula tempat kita menuliskannya, jangan sembarangan menulis, fikir ulang apakah ini pantas ditulis di sini atau tidak) Dari pengalaman yang penulis alami (ehem), menulis itu bisa melegakan perasaan, bisa membangkitkan semangat, bisa merubah emosi, dsb bi idznillah (dengan seizing Allah) tentunya.
Menulis, sebuah profesi yang nampak geliat-geliatnya, namun hanya sebagian orang yang terjun ke dalamnya, ayo kita jadi penulis sebelum lowongan untuk menjadi penulis berkurang. O iya, dengan menulis menjadi abadilah karya kita dengan catatan tidak kita cabut tulisan tersebut . Tulisan tetap hidup dan menambah pahala (just for tulisan yang positif) meski jasad kita terbujur kaku di liang lahat.
Sudah siap jadi penulis?? Ayo gerakkan jari jemari kita untuk menghasilkan karya-karya berisi bukan sekedar tong kosong berbunyi nyaring. Keep writing and blogging!!