Bismillaah…
Assalaamu’alaykum Guys J Kali ini penulis pengen sharing mengenai pengalaman pertama penulis dalam survei-mensurvei J Jadi Selasa, 24 Mei 2014 lalu penulis bersama beberapa teman panitia FLS(Future Leader Summit) 2014 diberi training mengenai Survei Persepsi dan Preferensi Konsumen LPG 12 KG. Di sana kami diberitahu tata cara menanyai responden sesuai dengan jenis pertanyaannya. Pada awalnya kami menanyai identitas responden, pada Bagian I (Tingkat Pengetahuan Konsumen Terhadap Produk LPG 12 KG), Bagian II (Perilaku Konsumen Produk LPG 12 KG), dan Bagian III (Demografi). Pertanyaan yang ada di survey itu ialah isian singkat, pilihan, skala sejutu-tidak setuju, skala 1(sangat tidak penting)-6(sangat penting sekali), dan pertanyaan skenario. Sebelum training dimulai, kami mengemasi bingkisan untuk warga, setelah itu kami diberi makan dan minum, kemudian training untuk surveyor responden A, kami diberi tiga dokumen serta alat tulis, dilanjutkan training untuk surveyor responden B, pembagian uang transport, dan briefing panitia FLS.
Pada hari Kamis, 26 Mei 2014 sore penulis mulai menjalankan tugas. Namun qodarullaah penulis belum mengetahui tempat yang akan disurvei, jadi waktu sekitar satu jam digunakan untuk mencari alamat Karanganyar Gunung -.-“. Mulai survey baru sekitar jam lima sore. Sesuai dengan instruksi saat training, penulis menuju ke warung/ toko/ agen penjual LPG 12 KG, di sana kita bisa menanyakan siapa saja yang memakai LPG 12 KG. Benarlah bahwa mereka hafal beberapa pelanggan gas LPG 12 KG. Ibu penjual gas LPG 12 KG memberitahu beberapa alamat pelanggannya. Kamis hingga Isya itu penulis baru mendapatkan dua responden dan alhamdulillaah ba’da Isya’ bertemu dengan satu responden. Setelah mencoba mencari-cari lagi, Allaah belum menakdirkan untuk bertemu dengan responden lainnya, ada yang karena tidak memiliki (karena yang memakai LPG 12 KG langka) dan ada pula yang ternyata sudah tidur. Huaaa baru tiga. Sudah tiga ding, alhamdulillaah.
Jumat, 27 Mei 2014 pagi dari jam 9an penulis meluncur dari kos ke Karanganyar Gunung. Alhamdulillaah setelah nanya orang, penulis menemui ibu penjual gas LPG 12 KG. penulis bertanya-tanya sebentar, karena ibunya mau pergi. Qodarullaah. Sebuah hal terlupa, harusnya nanya orang-orang yang memakai gas LPG 12 KG dulu, baru interview ibunya, ah ya sudah lah. Setelah itu penulis muter-muter hingga sebelum jumatan, namun qodarullaah tidak mendapatkan responden, bahkan ada calon responden yang menolak penulis, padahal ibu itu memakai gas LPG 12 KG juga, agak perih rasanya. Penulis hanya mendapatkan satu responden. Alhamdulillaah ibunya baik banget, penulis ke sana dan disuguhi minuman berwarna hhe. Setelah itu penulis muter lagi. Ada rumah bagus dan ada mobilnya, kemudian penulis mencoba masuk. Sudah beberapa kali memberi salam, namun tak kunjung mendapat jawabannya. Kemudian saat penulis berbalik arah, ada bapak-bapak yang telah menunaikan sholat Jumat. Alhamdulillaah, ada sang tuan rumah. Penulis kemudian mengungkapkan maksud penulis dan beliau bersedia diwawancarai. Saat ditanya pengetahuan mengenai LPG 12 KG, bapaknya menjawab “ya” lancar sekali. Kemudian terkuaklah bahwa beliau ialah dosen Undip. masyaAllaah. Tiba pertanyaan terakhir dan beliau merasa dari pertanyaan yang penulis lontarkan ada kejanggalan, namun malah dari situ bapaknya bercerita banyak. Bapaknya bercerita bahwa “Mahasiswa itu harus kritis”, “Carilah peluang di kebutuhan masyarakat itu”, beliau juga memperkenalkan siapa diri beliau bahwa beliau ialah Dewan Riset Jawa Tengah, beliau juga menceritakan project beliau yang hingga miliaran, karena memang applicable di masyarakat. Setelah kroscheck ke teman-teman beliau ialah Kepala Jurusan Teknik Geologi, masyaAllaah ngobrol bareng kajur, dewan riset Jateng, dan mendapatkan CPnya. :D mengetahui bahwa penulis harus melanjutkan tugas, beliau menyudahi cerita beliau. Hhe.
Setelah dari sang kajur Geologi, penulis sholat dan melanjutkan survey. Karena sudah lewat jam satu, penulis ke ibu penjual LPG 12 KG dan penulis menanyai siapa saja pembeli LPG 12 KG. Beliau menyebutkan beberapa nama. Alhamdulillaah paska itu ada sekitar tiga responden. Dan sisa satu penulis lanjutkan paska kuliah, sekitar ba’da maghrib. Ba’da Maghrib penulis meluncur dari kos ke Karanganyar Gunung dan alhamdulillaah langsung bertemu responden seorang bapak, karena yang kurang ialah laki-laki.
Hikmah yang penulis dapat ialah bahwa setiap orang akan merespon baik ketika kita ramah dan bersahabat dengan mereka. Terbukti dari sekian banyak (calon) responden hanya satu yang menolak untuk diwawancarai. Di sini penulis juga belajar untuk menurunkan ego, yakni dengan mendengarkan pendapat sang bapak dan ibu (tidak egois hanya menanyakan yang kita butuhkan saja, setelah itu sudah). Di sisi lain juga harus menghormati ketika responden tidak mau difoto.
No comments:
Post a Comment
Assalaamu'alaykum.. Teman-teman yang mengenal saya atau pun tidak, silakan memberikan komentar teman-teman mengenai blog ini. Demi perbaikan saya, ok? :)
Syukron wa jazakumullahu khoiron