Bismillaah
Mari kita lanjutkan tulisan kemaren, hhe. Setelah teh Karin,
yang sharing selanjutnya ialah mbak Nur Febriani Wardi, mbak lulusan ISS The Hague of Erasmus University Rotterdam ini merupakan penulis buku Haram Keliling Dunia. Eitss jangan salah
ya, Haram di sini bukan berarti tidak boleh melainkan ia adalah nama suatu
tempat. Yup, bener banget (apa coba :D), masjidil Haram, dari Masjidil Haram itu mbaknya
keliling dunia. Selain itu, penamaannya kek gitu karena itu merupakan salah
satu strategi pasar, kalo seumpama namanya “Asyik Keliling Dunia” kan udah
biasa, nah beliau menamai itu biar eye catching.
Nah, kalo sebelumnya Teh Karin bercerita tentang Kenapa keLuar Negeri dan Gimana aja caranya, maka mbak Febri ini bercerita tentang How
to Survive:
1.
Akademis
a.
Melek IT. Jadi tugas-tugas disubmit via online. So,
jangan terlambat ngumpulin tugas. =)
b.
Environmental. Dengan dukungan IT, maka
pengunaan kertas bisa diminimalisasi.
c.
Friendly.
d.
Adult education. Maksudnya di sini ialah
pembelajarannya udah student centered, active & productive, serta kerja tim
(work in group)
How to Survive? Strategy! Focus!
a.
Bahasa inggris/ bahasa asing sebaik mungkin.
Tips:
a)
Reading – use Wikipedia
b)
Writing essay – banyak-banyak referensi yang
relevan
c)
Speaking – cari grup dengan native speaker
d)
Listening – gaul sama bule
b.
Memaksimalkan pengetahuan dan pengalaman untuk
membuat essay/ paper/ tesis.
c.
Nyontek no, kerjasama yes.
2.
Daily Life
Ontime, independent, extreme weather
3.
Bekerja
Bisa kok kerja sambil kuliah. Contohnya ada
pasar malam Indonesia.
4.
Social
a.
Sport
b.
Cooking
c.
Party
d.
Local culture
5.
Traveling
ð
memberi
makan mata dan hati.
Intinya focus (on your goal), fun, dan fascinating (exploring
all posibilities).
Selanjutnya ialah Tanya jawab ke tiga pembicara.
1.
Culture yang menarik ialah adanya pembagian
tugas antara laki-laki dan wanita atau suami dan istri.
2.
Untuk memilih Negara tujuan, perhatikan bidang
ilmu yang akan dipelajari
3.
Jika ingin menjadi researcher maka temukan riset
yang baru.
4.
Kalo di Jepang, dengan belajar bahasa local,
maka kita bisa mempelajari budayanya dan bisa langsung ke narasumber.
5.
Untuk masalah jilbab, teh Karin bercerita
tentang temennya seorang jilbaber yang jadi the top five, di S1 maupun S2nya. Awalnya
beliau (temen teh Karin diabaikan, namun karena prestasinya beliau sampe
dikirim ke mana gitu mewakili University of Aukland)
6.
Baca 2 jurnal per pekan. Pelajari study kasus.
7.
Jika tidak sesuai rencana, maka komunikasikan,
sampaikan jadwal sholat. Selain dari buat plan dan target.
~To be continued~
makasih informasi yang sangat bermanfaat
ReplyDeletejalan2 keluar negri memang harus fasih dalam bahasa inggris
ReplyDelete