Bismillaah
Hyaa, lama banget
keknya gak nulis, hhe. Alhamulillaah Allaah masih memberi kenimatan membiarkan
jemari ini ‘nge-dance’ di atas keyboard, hhe. Kali ini Asysya pengen bahas
tentang gimana sih cara menjadi koordinator (kegiatan/ kepanitiaan) yang baik. Tulisan
ini merupakan tulisan dari berbagai sumber. Soalnya dulu penulis nanya-nanya
gitu ke kakak tingkat gimana seharusnya seorang koordinator itu. Hhe. Udah ya
langsung aja simak pendapat mereka =)
Koordinator yang
baik:
1.
Seharusnya
dapat mengkoordinasi anggotanya dengan baik, bertanggungjawab atas seluruh
pekerjaan anggotanya karna dia yang mengatur pembagian kerja, namun bukan
berarti tugas pemimpin hanya membagi kerja an mengatur, karna dia harus
bertanggungjawab atas seluruh pekerjaan sehingga dia harus tahu apa dan
bagaimana pekerjaan itu dilakukan, bukan hanya terima beres ataupun mengerjakan
seluruh pekerjaan sendiri, menjadi seorang pemimpin idealnya memiliki sikap
tegas, jujur namun dapat dipercayai, dekat dengan seluruh anggotanya dan mampu
bersikap sesuai situasinya. (Iasa K, 4/8/2012 5:03 AM)
2.
Ya mengontrol
anak buahnya buat bekerja. Ga ada yang sempurna di dunia ini dek... (Nikmah,
4/8/2012 7:57 AM)
3.
... ya
pertama kamu tanya ketua jobdescnya apa. Kalo bisa sekalian minta no
anggotanya. Trus SMS anggota sie kamu. Selamat sudah bergabung di sie...
kegiatan... terus tanyain kira-kira pada bisa rapat kapan. Pas rapat kamu bagi
jobdesc terus kamu pantau perjalanannya. Kalo emang ada yang kesulitan langsung
kamu bantu. Kalo ada keputusan jangan lupa dishare dulu ke ketua panitia. (Mantan
kadept Sosial HMIF, 4/8/2013 4:12 PM)
4.
Kalo koordinator
ya jadi perantara rapat fungsio ama rapat seksi. Yang penting amanah lah,
jangan kerja sendiri :D (Blue_shift, 5/8/2012 7:45 PM)
5.
Intinya
sih dalam apapun pemimpin itu harus bisa men-deliver sesuatu yang menjadi
tujuan bersama. Percuma kalo punya tujuan yang bagus, tapi tidak bisa dideliver
dengan bagus. (Kipur, 5/8/2012 8:44 PM)
6.
Yang penting
dalam bekerja secara tim.(Singgih W, 5/8/2012 9:23 PM)
7.
Jadi diri
sendiri aja.. Inti dari koordinator sih tanggap dan tanggungjawabnya (10:31 PM).
... Cukup tanggap aja sih gak perlu nunggu jika ada yang belum paham tapi
tanya-tanya dan aktif aja. (Zulfikri Rifki H, /8/2012 10:35 PM)
8.
Yang bisa
menghargai pendapat bawahan, gak otoriter, adil(gak pilih kasih), mampu
mengkoordinir semua bawahan, ngasih amanah ke bawahan gak dadakan, ehm kayak
Rosulullah pokoknya (Dewi O, 6/8/2012 6:09 AM)
9.
...
Kalo aku tergantung anggota juga. Pas dapet anggota-anggota yang support ya
berhasil. Yang penting komunikasi dan koordinasi ya mungkin pembagian tugas
harus jelas, tiap anggota ngerti dia tanggungjawabnya apa. Kadang ada sih yang
malu kalo suruh jualan, ya kalo ada yang gitu dikasih job yang lain aja. Trus yang
penting lagi kreativitas, kitra-kira usaha apa yang untungnya banyak. (Riana D,
10/8/2012, 5:20 PM)
Itulah tadi
pendapat kakak-kakak. =) Inti beberapa hal di atas ialah:
1.
Tanggap/
peka. Tanggap di sini dalam artian dia segera merespon ketika ada sesuatu. Tanggap
secara real(langsung) maupun virtual(SMS, chat, email, dll). Karena kadang
emosi orang berbeda-beda, mungkin saat itu(ketika dihubungi) semangatnya untuk
menyelesaikan masalah sedang tinggi, jadi kalo gak di-fast respons khawatirnya
orang bersangkutan moodnya udah turun, hhe. Tanggap juga semacam peka. Ketika ada
anggota kesulitan maka ia cepat membantu. Dan memberi alasan/ penjelasan yang
jelas ketika dia sedang tidak bisa membantu atau merespon apa yang dibutuhkan anggota.
2.
Tanggungjawab/
amanah. Nah, seorang koordinator juga harus tanggungjawab/ amanah, karna dia
telah dipercaya orang lain untuk menjalankan tugas itu. Kepercayaan itu terasa mahal harganya ketika kita sudah tak dipercayai orang lain. Kepercayaan sulit didapat
namun mudah hilang, jadi jaga kepercayaan itu dengan baik. Ketika kita pernah
berbuat salah, maka segera perbaiki kesalahan itu, sehingga nama baik kita yang
tercemar segera pulih dan tidak mengecewakan orang yang tlah memberi amanah. Ini
ada puisi tentang kepercayaan dan puisi tentang amanah.
“Kepercayaan dan ketekunan menghasilkan proses peningkatan pengetahuan, tanggungjawab, inisiatif, dan kreativitas. ” (Daniel Tumiwa –Country Manager Multipli Indonesia).
3.
Jaga
komunikasi dan koordinasi. Tak kalah penting masalah komunikasi dan koordinasi.
Ini krusial malah. Kalo udah misskom kadang belibet, hhe. Pernah sih ngadain
project trus misskom, namun dengan berkumpul dan dengan kepala dingin
alhamdulillaah crash itu berakhir dengan happy ending, hhe. Ceirtanya ada disini . #MalahCurcol :D Intinya komunikasi kita musti clear. Semua hal yang akan dibahas sebaiknya ditulis di kertas,
biar rapat-rapat terkondisikan dan gak bingung mau bahas apa. Anjurkan sekretaris
atau orang yang dipercaya untuk nulis menulis semua hasil rapat dengan detail
dan ada pembacaan hasil rapat juga di akhir rapat bahkan diupload di grup FB
agar anggota yang berhalangan hadir bisa membaca hasilnya serta mengirim ke
ketua panitia, jadi ketua panitia langsung mendapat update info dari per seksi.
Koordinasi juga musti bagus, semua anggota dalam tim menjalankan fungsinya yang
sesuai namun dia juga punya kepekaan untuk membantu/ menyelesaikan tugas
anggota lain bahkan seksi lain. =) Puisi tentang komunikasi bisa dibaca di sini. oya jaga komunikasi dan koordinasi ini vertikal dan horizontal, maksudnya kalo
vertikal itu ke ketua panitia dan ke anggota seksi, sedangkan kalo horisontal
itu ke seksi yang lain dalam kepanitiaan itu.
4.
Jangan otoriter.
Mentang-mentang pemimpin, kita gak boleh juga otoriter/ semau gue. Hargai pendapat/masukan
dari orang lain. Penulis pernah baca intinya sebaiknya kita deal dengan
penyelesaian permasalahan bukan dengan diam saja.
“Peace is not the absence of conflict but how you deal with it.” (Charles Kettering)
5.
Jangan dadakan.
Nah, jangan asal main perintah secara mendadak. Kita kan gak tau kesibukan orang lain, jadi berusahalah untuk tidak
merusak acara orang lain dan mengkondisikan/ mengatur perintah-perintah itu
biar gak mendadak. Ketika bisa ditransfer dan dikerjakan segera yang segera
transfer biar bisa dikerjain cepet. Hhe.
6. Kerjakan
secara tim. Nah, ini nih, kita kan di sini belajar bareng-bareng, jadi beri
kesempatan orang lain untuk belajar juga. Hargai apa yang udah dikerjain orang
lain meski mungkin kecil atau sedikit, check this one. Seseorang kan pasti senang kalo ada yang menghargainya. Penulis pernah gemas,
dan keluarlah tulisan ini:
===
Ketika kau dalam TIM, bertindaklah secara tim!
Bukan sekedar sesuatu itu selesai, namun cobalah belajar bersama, beriringan, jadi yang pintar tak hanya kau, namun juga yang lain.
Buat apa dibuat kelompok jika hasilnya sama saja, dikerjakan satu orang, SUPERMAN.
Padahal yang diharapkan itu SUPERTEAM, bukan superman.
Bukan sekedar sesuatu itu selesai, namun cobalah belajar bersama, beriringan, jadi yang pintar tak hanya kau, namun juga yang lain.
Buat apa dibuat kelompok jika hasilnya sama saja, dikerjakan satu orang, SUPERMAN.
Padahal yang diharapkan itu SUPERTEAM, bukan superman.
Keberhasilanmu sebagai seorang pemimpin tidak hanya pada
dilihat dari produk saja, namun juga pada proses pembelajaran yang didapat
anggota tim, transfer ilmu, dan ukhuwwah.
Karna sejatinya untuk belajar. Belajar mengubah -1 menjadi 0, 0 menjadi 1, 1 menjadi 10, dst.
Dan tidak hanya sampai di situ, namun generasi selanjutnya harus lebih baik dari sekarang
Karna sejatinya untuk belajar. Belajar mengubah -1 menjadi 0, 0 menjadi 1, 1 menjadi 10, dst.
Dan tidak hanya sampai di situ, namun generasi selanjutnya harus lebih baik dari sekarang
bagi tugas.
pecahkan tugas besar itu menjadi beberapa bagian kecil. Bagi ke yang lain.
Ketika memang butuh kecepatan dan tidak bisa bertemu langsung, manfaatkan dunia maya untuk menyelesaikannya.
Gak ada alasan tidak untuk sesuatu kalo kita benar" menginginkannya.
Alasan itu mungkin hanya kita buat" saja.
pecahkan tugas besar itu menjadi beberapa bagian kecil. Bagi ke yang lain.
Ketika memang butuh kecepatan dan tidak bisa bertemu langsung, manfaatkan dunia maya untuk menyelesaikannya.
Gak ada alasan tidak untuk sesuatu kalo kita benar" menginginkannya.
Alasan itu mungkin hanya kita buat" saja.
Tambahan (lagi):
Ketika seorang anggota tim diam atau tidak aktif, ya itu kesalahannya.
Namun, mungkin kau (pemimpin) juga turut andil dalam pembodohan/mendzalimi anggota tim, karena (proses pembelajaran)apa yang harusnya dia dapat, tidak ia dapatkan.
Kau tak mengajarkan kedisiplinan dan rasa bertanggungjawab pada anggotamu.
Ketika seorang anggota tim diam atau tidak aktif, ya itu kesalahannya.
Namun, mungkin kau (pemimpin) juga turut andil dalam pembodohan/mendzalimi anggota tim, karena (proses pembelajaran)apa yang harusnya dia dapat, tidak ia dapatkan.
Kau tak mengajarkan kedisiplinan dan rasa bertanggungjawab pada anggotamu.
===
7.
Transfer
ilmu/info. Seperti sebelum-sebelumnya, transfer segera apa yang kita dapat ke
anggota lain yang bersangkutan sebagai back up. Kita gak tahu apa yang akan
terjadi dengan kita(sakit, berhalangan hadir, dll), mangkanya lebih baik
dipersiapkan hal terburuk dengan mentransfer apa yang kita tahu ke orang
bersangkutan atau mungkin kita punya orang yang kita percayai di tim itu yang
kita jadikan wakil. Transfer ilmu perlu dilakuan karena agar generasi sekarang
tidak melakukan kesalahan yang sama untuk yang kedua kalinya atau dibuatlah LPJ
guna dipelajar itu. Atau paling gak biar generasi penerus tau gimana-gimananya
dan ada perkembangan ilmu/pengetahuan dari generasi sebelumnya.
Nah, keknya sekian
dulu ya, kalo ada yang mau menanggapi atau menambahkan silakan =)
Trimakasih sahabat, postingan yang sangat bermanfaat jazakumullahu khoiron
ReplyDelete@khusen: sama-sama kak, sila mampir di lapak bacaan yang lain
ReplyDeletewa antum jazakumullahu khoiron