Tulisan
Sudah beberapa hari blogging lagi. Setelah direview-review, seperti ketika dulu rutin workout sekarang tidak. Gimana tuh? Ya ketika sebelumnya rutin workout, otot terlatih, terbiasa latihan dengan intensitas maupun kekuatan sama atau dinaikkan. Ketika off, dan memulai kembali, kita start dari kekuatan dan intensitas awal, bukan dari waktu terakhir latihan, apalagi jika jedanya sangat lama.
Begitupun dengan blogging ataupun khususnya membuat tulisan. Dulu bisa lancar jaya, bikin-bikin tulisan dengan nyaman. Tidak begitu ada yang mengganjal ketika dibaca ulang. Namun kini, baca ulang tulisan, kok serasa ada yang mengganjal ya, kok serasa ada yang kurang. Oh ternyata typo, oh ternyata ada repetisi penggunaan kata, ataupun cedera-cedera kalimat lainnya. That’s why perlu konsistensi exercise nulis, meski sedang buntu, meski sedang sibuk. Sehingga turut menjaga skill kepenulisan di batas minimal, syukur-syukur bisa ditingkatkan dari hari ke hari. We should remember that, we can die, but not with our creation, it's still alive.
Setelah
direview, sebenarnya kita juga berlatih membuat sesuatu yang terstruktur dan
sistematis ketika membuat tulisan. Membuat kerangka berpikir kita terlihat
jelas dan jernih. Karena akan terasa nganunya, ketika tulisan itu tidak
terstruktur. Terlihat gesrek bisa juga. Terlihat kondisi ketidakjernihan
pikiran dan atau perasaan kita. Kalo dulu sempet dicoacing sih, memang perlu
men-draft tulisan terlebih dahulu, mencari informasi, baru kemudian membuat
artikel dan merevisi-revisi ataupun proofing tulisan. Barulah menjadi tulisan
yang siap publish.
Dari segi ide tulisan, sebenarnya banyak gagasan-gagasan yang bisa dishare di public, karena tidak banyak yang tau gagasan itu, perlu ngulik dalem baru tau bahasan itu. Bisa dijadikan sumber tulisan pula. Nah, semoga konsisten membahas tema-tema yang unik itu. Tema-tema kekinian, yang muncul karena tuntutan keadaan yang seperti sekarang ini.
Teknis
Itu perihal
tulisan. Sedangkan perihal teknis menataulang blog, bisa dikatakan lebih
tercerahkan, karena ada basic coding HTML, meski kelasnya bisa digolongkan
masih ecek-ecek (intro), pernah sih ada tugas besar membuat web, tapi belum
sampai dikonekkan di internet. Tapi skill-skill dasar itu cukup untuk menjadi
modal blogging. Jika dahulu (sewaktu SMA) hanya modal membaca tutorial kemudian
dipraktikkan (tanpa kemampaun membaca bahasa pemrograman), sekarang, sedikit-sedikit
bisa membaca code HTML yang ada di tema blogger.
Selain
ada bekal coding HTML, perngulikan desain dan visual juga mendukung aktivitas
blogging. Terbiasa dengan warna-warna match atau eye catching, membuat kita
jadi lebih peka terhadap pewarnaan maupun tata letak. Termasuk unsur-unsur
presisinya. Mungkin ini relate dengan konsep-konsep keindanan Marie Kondo juga
atau konsep organizing. Dan mungkin selanjutnya bisa ngulik konsep blog
minimalis. Agar pembaca bisa dengan lebih cepat mengakses yang ia butuhkan. Dan
lebih nyaman diakses mata-mata visual (baca: orang-orang yang diberi kelebihan
pada visualnya, sehingga lebih sensitive dengan apa-apa yang diterima mata).
Etapi
ternyata ada beberapa yang tidak atau belum bisa ku ubah. Entah karena sudah
fix bawaan tu template tema atau aku yang belum nemu codingan untuk
mengubahnya. Dilihat gitu jadi potek hati, yang nampak kek mana, keinginan hati
gimana. Tapi ya gimanaa, semoga lekas nemuin codingan pengubahannya deh yaa.
Itu sih, yang kutemui sementara ini, mungkin kamu ada pengalaman serupa? Drop your story below. Menarik untuk diperbincangkan. Memperbincangkan yang pasti-pasti, ya kan nganu juga kalo dihadapkan pada perbincangan yang penuh ketidakpastian. *eh! Hehe hehe
Pengen nulis juga tapi seperti tidak punya apa-apa untuk dituliskan. Hehe
ReplyDelete@asasi: Punyaaa, insyaAllah.. Pasti adaa, hehe. Atau kita perlu ngobrol dulu ;)
ReplyDelete