Páginas

Thursday, 5 June 2014

Teruntuk (Calon) MTA (Mahasiswa Tingkat Akhir), Mau Dibawa ke Mana?

Bismillaah

Saat yang membuat mahasiswa galau dan berpikir lebih ialah ketika ia menjadi MTA (Mahasiswa Tingkat Akhir). Di semester-semester akhir dia harus berpikir ia mau ke mana paska kampus ini. Ada yang mau jadi dosen, pengusaha, peneliti, pegawai di perusahaan bonafit, dll. Dulu kakak pernah bercerita, ketika kita mencari kerja, pasti banyak pesaing kita, nah kita harus punya value added agar lolos diantara pelamar yang lain (bagi yang ingin melamar kerja hehehe). Di sisi lain, kita bisa membuka lapangan kerja. Bagaimana caranya? Yakni dengan berwirausaha. Selain kita bisa menghidupi diri kita sendiri, kita bisa membuka lapangan kerja untuk orang lain, kita bisa turut andil dalam mengurangi angka pengangguran di Indonesia. Siapa yang gak mau tuh? Hehe. Namun ya itu, jadi wirausaha effortnya memang besar, karna semua perlu kita pikirkan dan lakukan. Musti cari partner yang mau diajak susah. Hehehe.

Pernahkah kau berpikir akan dibawa ke mana? Sudahkah kau tentukan goal yang akan kau raih? Sudahkah kau punyai visi dan misi? Jika belum, segeralah buat wahai MTA. Agar hidupmu lebih terarah dan kau bisa mengambil keputusan-keputusan sesuai dengan goalmu itu.

Jika kau sudah membuatnya, sudahkah kau merealisasikan(baca: menginjakkan) langkah pertama menuju puluhan kilo meter itu? Kau boleh idealis,  namun tetap harus realistis. Kau punya impian tinggi, kau musti juga memulai dari ayunan langkah pertama. Semisal kau ingin jadi pengusaha, upaya realnya ialah kau mencoba usaha, tidak mengapa usaha kecil-kecilan, yang penting kan sudah start. Upaya lain kau bisa mengikuti komunitas bisnis. Agar skill di lapangan yang sedang kau pelajari seimbang dengan inputan-inputan yang mungkin akan diberikan oleh orang lain yang akan semakin meng-upgrade kapasitas dirimu. Karna dari komunitas itu, jika suatu saat kau down, maka ada yang bisa men-supportmu, jadi kau tak berlama-lama dalam keadaan surut. Serta kau bisa mendapaatkan relasi dari sana, yang mungkin mau menginvestasikan uangnya di usahamu. :)

Jika kau perempuan, kau pun harus lebih memikirkan asupan apa yang akan kau berikan pada anak-anakmu kelak. Karna kau ialah sekolah pertama bagi mereka. Segera pelajari buku-buku parenting, agar kau tau gambarannya dan tidak gagap ketika keadaan tlah berbicara. Selain asupan yang musti kau berikan, kau juga perlu belajar mengenai dunia peranakan (Lho? Peranakan? Kek apa aja hehe). Maksudnya cobalah kau belajar mendidik atau bermain dengan anak-anak, agar soft skillmu pada mereka terlatih, hal ini bisa dilatih dengan ikut di kegiatan TPA, sekolah alam, atau komunitas lain yang ada anak-anaknya, hhe. Upaya lain ialah mungkin kau bisa coba memikirkan pendidikan macam apa yang akan kau terapkan pada anakmu. Dalam artian di sini ialah ia akan dimasukkan ke sekolah apa? Sekolah umum, sekolah alam, home schooling, atau yang lainnya.

Kakak pernah berkata, bahwa keadaan transisi kegalauan memuncak ialah paska sidang (paska lulus). Saat itu kita sudah dihadapkan pada belantara kehidupan. Ucapan “welcome to the jungle” sudah menyapa kita. J saat itu kita musti berusaha agar kita makan dari hasil keringat kita sendiri. Malu dong masih minta-minta ke orang tua, secara sudah ada gelar sarjana di belakang nama kita. Sudah tidak bisa bersantai-santai ria seperti dulu kala mahasiswa.

Nah, apa sih fungsi kita memiliki goal, visi, dan misi? Fungsinya ialah menertibkan kegiatan-kegiatan atau upaya kita agar bisa ditarik garis lurus menuju goal tersebut. Agar kita mengikuti kegiatan yang sesuai dengan arahan kita, tidak asal ambil, dan tidak asal oportunis. hehehe

Karna cita-cita memiliki anak yang baik dan sholeh(ah) bermula dari pemilihan pasangan yang sholeh(ah) juga kan. :D   

Jika kita menginginkan ayah dari anak-anak kita bisa “mendidik” mereka(tak hanya sebagai suami kita, yang notabene fungsi “suami” hanya berhenti sampai kita). Maka tentulah lelaki menginginkan kita bisa mendidik anak-anak mereka pula. Nah, apa yang sudah dipersiapkan? J

Tulisan ini terinspirasi juga dari obrolan bersama teman-teman, mengenai akan dibawa ke mana nahkoda kita paska kehidupan kampus?


No comments:

Post a Comment

Assalaamu'alaykum.. Teman-teman yang mengenal saya atau pun tidak, silakan memberikan komentar teman-teman mengenai blog ini. Demi perbaikan saya, ok? :)
Syukron wa jazakumullahu khoiron