Páginas

Wednesday, 9 April 2014

#IYDSemarang 1: Apply, Lolos, Konsistensi dalam Bertubi-tubi, & Talkshow "Elevate Your Life" :D

Bismillaah

Assalaamu’alaykum Guys :D Lama tak jumpa dalam kebersamaan tulisan hehehe

Kali ini saya pengen sedikit share pengalaman mengikuti Indonesian Youth Dialogue(IYD) Camp daerah Semarang. Ceritanya alur flashback atau maju mundur aja ya, hehe.

One day, saya nge-like status mbak Esty (kakak tingkat SMA, alumni Rohis SMANSA juga) mengenai event nasional, namanya IYD Camp. Tetiba mb Esty mensyen saya, ngajakin buat apply. Dan ternyata setelah dicek mendekati deadline banget. Hahaha. Dan saya pun mengerjakannya(mengisi dan submit form) mendekati deadline. ^^V

Di formulir itu ada perintah sebagai berikut:
Pernyataan Pribadi Oleh Kandidat:
Tulis pernyataanmu dalam bentuk paragraf maksimal 300 kata. Deskripsikan dirimu dan tujuanmu, dengan mengikuti kriteria berikut:

§  Deskripsikan latar belakang dan minatmu yang menyatakan bahwa kamu adalah kandidat yang tepat untuk bergabung di IYD CAMP (tulis sespesifik mungkin)!
ð  saya menjelaskan: (1) mengenai perbedaan dengan se-agama sekalipun (2) mengenai amanah yang saya emban tahun ini (3) lingkungan tumbuh yang berbeda antar anggota keluarga.

§  Deskripsikan aktifitas yang menunjukkan bahwa kamu memiliki bakat kepemimpinan!
ð  Saya menjelaskan mengenai: (1) founder komunitas blogger jurusan (2) tahun ke-2 kuliah sebagai kadept annisa rohis jurusan (3) tiga tahun sejak awal kuliah termasuk pengurus harian organisasi/ lembaga (4) admin grup (5) turut serta dalam event/ forum nasional

§  Deskripsikan kegiatan yang pernah kamu laksanakan atau keadaan yang pernah kamu temui yang berhubungan dengan dialog atau perbedaan di kampus ataupun di lingkunganmu dan peranmu dalam mensukseskannya!
ð  Saya menjelaskan mengenai: (1) konflik dalam mengadakan seminar (2) konflik dalam grup FB jurusan.

§  Deskripskan menurut pendapatmu mengenai pengaruh berbagai kegiatan yang pernah kamu ikuti tersebut terhadap dirimu!
ð  Kegiatan itu berpengaruh: (1) Menjadikan dewasa (2) Lebih bisa menempatkan diri (3) Lebih menjaga komunikasi (4) Memperbanyak link (5) Lebih memahami diri sendiri dan orang lain (6) Lebih memahami bahwa mahasiswa perlu menyeimbangkan antara menjadi berprestasi dan berkontribusi.

§  Deskripsikan bagaimana partisipasimu dalam program ini akan bermanfaat bagi lingkungan atau komunitasmu, dan bagi dirimu sendiri!
ð  Saya menjelaskan dampak pada: (1) UKM yang saya pimpin (2) rumah (3) komunitas yang saya dirikan (4) saya lebih menghargai perbedaan

Saya mengirimkan aplikasi itu pada 3 Februari 2014 jam 7.26 malam. Dan mendapat balasan terimakasih dari IYD. Hehe. Pada tanggal 16 Februari saya mendapat email dari IYD, bahwa saya terpilih menjadi partisipan :D Alhamdulillaah, bahagia dan sedih di tengah teman-teman saya yang lain belum lolos. *jahat banget sih. Bahagia karena terpilih sih. Jadi benar-benar pilihan gitu rasanya* Itupun saya cek email setelah adik saya ngasih tau.

Setelah itu ada beberapa hal yang dikirim oleh panitia by email: Confirmation Letter, General Information for Participants, Reading Materials, Information Call, rundown, dan persiapan IYD Camp.

Qodarullaah, beberapa hari sebelum IYD Camp saya sakit, ada deadline tugas, dan di hari terakhir IYD Camp saya seleksi mawapres tingkat fakultas. Dan tanggal 31 Maret dari colokan charger laptop saya keluar percikan api dan berbau hangus. Huaaaa :'( Lengkaplah sudah. Alhamdulillaah saya bisa pinjem laptop teman saya yang tidak terpakai untuk beberapa hari. Hari pertama IYD Camp saya kena deadline pengumpulan berkas-berkas seleksi mawapres. Saya menghubungi bidang kemahasiswaan namun tidak dibalas, kemudian saya tanya dosen kemahasiswaan jurusan, beliau berkata bahwa deadline pengumpulan berkas biasanya H-1 seleksi, alhamdulillaah lega rasanya. Pagi itu saya telat mendatangi talkshow di Unnes, namun alhamdulillaah telatnya saya ialah sewaktu acara benar-benar dimulai. Acara ini berlangsung pada hari Selasa, 1 April 2014. :Dv

Acara diawali dengan pembukaan beberapa sambutan. Setelah itu ada talkshow dari tiga pembicara, yakni dari: ibu Allisa Wahid (Putri Gusdur), pak Anick H. T., dan Dr Racelle Weiman.

Ibu Allisa menekankan pembahasan pada ke-bhineka-tunggal-ika-an Indonesia dan urgensi “Indonesia” (beliau mengutik ucapan Gusdur bahwa Indonesia ialah konsep kesepakatan karena banyaknya elemen). Beliau menjelaskan bahwa orang akan berkumpul dengan orang lain yang memiliki kesamaan minat dan nilai. Beliau juga menjelaskan bahwa Indonesia ialah agreement dari berbagai keberagaman. Keberagaman itu yang merupakan tantangan karena saat ini sedang globalisasi. Jika Indonesia tidak bersatu maka akan menjadi Negara yang rapuh dari dalam. Kita perlu membangun kesamaan minat dan nilai untuk bersama-sama menghadapi tantangan globalisasi.

Pak Anick H. T. awalnya mempertanyakan jumlah agama yang disetujui ialah enam apakah masalah atau bukan? *Silakan mengutarakan pendapat hehehe*. Dan jawabannya ialah masalah, karena orang yang berideologi selain enam agama itu maka akan mengaku salah satunya, contohnya mengaku Islam (di KTP), Indonesia yang dinyatakan 80an % Islam berarti tidak murni sejumlah itu Islamnya. Selain itu beliau juga mengungkap mengenai perlu tidaknya kolom agama dalam KTP.



Dr. Racelle mengungkap mengenai dialog. Bahwa dialog tidak sekedar bercuap-cuap, namun bagaimana kita mendengarkan, mengerti, dan tidak memojokkan orang lain. Selain itu dialog juga tentang membangun hubungan yang baik dengan orang lain. Membangun hubungan dalam artian membuat lebih kuat dan menjadi open minded. Saya mempelajari teknik presentasi yang cukup mengenai dari Dr Racelle, yakni beliau menggunakan miniatur untuk menggambarkan yang beliau sampaikan, contohnya beliau membawa globe dan telinga-telingaan. :D

Dari beberapa tanya jawab, saya mengambil beberapa poin:
1.    Kita tidak boleh menganggap orang yang berbeda dengan kita sebagai musuh, karena mungkin orang itu perlu kita bantu.
2.    Jangan terjebak pada prosedur. Utamakan substansi daripada prosedur.
3.  Jika kita menjadi kelompok mayoritas, maka coba posisikan diri kita berada di kelompok minoritas. Agar kita tak semena-mena dalam memperlakukan minoritas.
4.    Dialog itu tentang kepercayaan, kesetaraan, belajar dari orang lain bukan mengajari orang lain atau mengubah pandangan orang lain tapi untuk mengerti satu sama lain. Sisihkan diri kita, utamakan orang lain. Membiarkan orang lain untuk menceritakan dirinya. Elevate conversation, bukan tentang aku, kamu, tapi tentang kita. Memperhatikan orang lain. Kita memiliki etika global yang sama. Semua orang berharga.

Setelah sesi tanya jawab acaranya ialah pemberian plakat dan foto-foto :D Salah satu yang bertanya yang saya ingat ialah mas Purja. Hehe. Ulfah Hanifah dimintai testimony sama mbak Moyang. Kemudian para peserta camp diberi pengarahan dan ada yang mencicil untuk berkenalan. Kalo saya berkenalan dengan mbak Alif fan mbak Khoi yang dari STAIN Salatiga. Hehe. Selanjutnya peserta camp otw ke Arsonia Guest House.

~To be continued~

No comments:

Post a Comment

Assalaamu'alaykum.. Teman-teman yang mengenal saya atau pun tidak, silakan memberikan komentar teman-teman mengenai blog ini. Demi perbaikan saya, ok? :)
Syukron wa jazakumullahu khoiron